POSO – Di tengah informasi pihak Pertamina akan menata kembali penyaluran gas 3 kilo gram (kg), sejumlah warga mengeluhkan mahalnya gas subsidi tersebut.
Seperti halnya yang dikeluhkan warga di Desa Pandiri, Kecamatan Lage Kabupaten Poso.
Bagaimana tidak harga gas 3 kg yang diperuntukan bagi warga perekonomian menengah ke bawah dijual dengan harga sangat mahal dan jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yakni, Rp 60 ribu.
“Ini sebenarnya sudah lama harga gas di Poso khususnya di Desa Pandiri mahal dari Rp 40 ribu, bahkan sekarang dijual Rp 60 ribu,” kata seorang ibu rumah tangga kepada Radar Sulteng, Selasa (4/2/2025).
Menurutnya, harga gas 3 kg sampai Rp 40 ribu sudah berlangsung lama sejak 2023 dan kali ini harganya sudah sampai Rp 60 ribu per tabung, bahkan ada yang menjual sampai Rp 70 ribu.
“Ini namanya bukan membantu masyarakat, justru menyusahkan. Mau tidak mau harus dibeli karena kebutuhan memasak untuk keluarga,” keluhnya.
Warga justru bingung dengan pihak pangkalan yang katanya menjual dengan harga HET, tapi untuk mencari gas dengan harga murah sesuai HET sulit mendapatkannya. Malahan yang banyak di pengecer, hanya saja harganya jadi sangat mahal.
“Katanya kalau beli di pangkalan harganya murah sesuai HET, tapi begitu dicek di pangkalan sudah habis. Ini kan menimbulkan kecurigaan warga jangan-jangan pangkalan dan pengecer sudah ada kerjasama. Jadi pangkalan jualnya ke pengecer dan pengecer jual di harga mahal,” tandasnya.
Warga berharap pihak terkait dalam hal ini pemerintah bisa mencari solusi terkait mahalnya harga gas 3 kg, agar benar-benar masyarakat bisa mendapatkan gas dengan harga yang wajar.
“Kalau sudah sampai Rp 60 ribu per tabung 3 kg, keterlaluan sekali,” pungkasnya. (ron)