PALU – Tak banyak Perempuan yang bisa melakoni berbagai peran sekaligus. Butuh kemampuan ekstra untuk membagi waktu,namun hal itu yang kini dijalani Kartini Malarangan.
Doktor Ilmu Hukum Alumni Universitas Diponegoro (PDIH UNDIP) Semarang itu, tidak hanya dikenal sebagai Akademisi namun juga salah satu Entrepreneur Perempuan Sukses di Sulawesi Tengah. Bermula dari kegemarannya memasak, Kartini Malarangan memberanikan diri mendirikan Vinar Permata Catering Service di Palu.
Usaha food and beverage (makanan dan minuman) yang dirintis sejak 14 April 2012 itu, kini sudah dikenal luas masyarakat Sulawesi Tengah dan dipercayakan berbagai instansi bahkan maskapai penerbangan untuk catering servicenya. Usai menyelesaian Studi Program Doktoral pada 2012, Kartini yang kembali ke Kota Palu terpikir untuk membuka usaha, namun yang bisa dijalankan dari rumah.
“Karena saya rasa sepi di rumah hanya dengan suami, anak-anak yang saat saya kuliah S3 di Semarang ikut, sudah tidak mau balik kembali ke Kota Palu. Saya berpikir apa lagi yang bisa dikerjakan selain mengajar, karena memang hobi memasak saya jadi terpikir untuk bangun usaha catering,” kenang Kartini, ditemui di kantornya, Sabtu (19/1/2025).
Dia pun saat itu melihat fenomena, di mana para perempuan bekerja di luar, hingga tidak sempat memasak jika ada acara di rumah. Begitu juga saat ada pesta pernikahan, di kota saat ini, sudah jarang keluarga yang kumpul dan bantu-bantu memasak seperti di kampung. Peluang ini pun yang dilihat hingga akhirnya dirinya memutuskan membuka usaha catering.
Bisnis cateringnya langsung berkembang. Di tahun pertama berdiri, Vinar Permata Catering sudah bekerjasama dengan sejumlah Maskapai penerbangan yang masuk ke Bandara Mutiara. Di antaranya Batavia Air, Lion Air, Batik Air,Sriwijaya serta Wings Air. Meski berkembang, diakui Kartini, bahwa merintis usaha apalagi di bidang jasa catering memang tidak mudah.
“Karena yang kita jual adalah cita rasa, layanan dan itu semua perlu pengakuan dari orang yang pernah gunakan jasa kita. Dan ini yang harus terus kita jaga, agar kepercayaan orang tetap ada pada kita,” sebutnya.
Selama tiga tahun, dirinya fokus di dapur menjaga dan Memenej semua termasuk kualitas cita rasa dan juga layanan benar-benar berjalan dengan baik. Hingga akhirnya karyawan paham akan standar kualitas yang ditentukan oleh Kartini selaku owner. Menginjak tahun ke 6, bisnis catering sempat terdampak bencana yang menimpa Sulawesi Tengah.
“Kita bisa melalui, tapi di 2020 awal, giliran covid lagi yang datang. Sejumlah instansi mulai melakukan pemangkasan anggaran, tapi Alhamdulillah kita bisa melalui masa-masa sulit itu dan Vinar Permata Catering bisa tetap survive,” ungkap Kartini.
Saat ini karyawan yang dimiliki Kartini sekitar 40an orang. Dahulu karyawannya lebih banyak lagi. Semenjak memutuskan untuk berhenti bekerjasama dengan maskapai penerbangan karyawannya pun dikurangi. Dia memutuskan untu tidak bekerjasama dengan maskapai penerbang, namun bukan maskapai yang memutus kontrak.
“Saya sendiri yang memutuskan berhenti layani maskapai, dengan alasan satu dan lain hal. Kini kita fokus layani acara-acara saja,” kata dosen Fakultas Hukum Universitas Tadulako ini.
Dari puluhan karyawan yang dipekerjakan, seluruhnya memiliki kompetensi khusus. Seperti chef yang menangani langsung makanan, adalah mereka yang punya pengalaman bekerja di hotel. Meski yang dipekerjakan adalah orang-orang yang berkompetensi, Kartini tetap selalu menanamkan disiplin waktu kepada karyawannya.
“Saya tegas soal disiplin, karena ini juga bagian dari komitmen. Di kampus, dan organisasi saya juga begitu, rapat ditentukan pukul sekian yah kita mulai juga tepat waktu,” ucapnya.
Disinggung terkait makin banyaknya bisnis serupa, Kartini mengaku senang. Hal itu dinilainya sebagai penyemangat untuk terus berinovasi. Bisnis kuliner saat ini kata dia, memang tengah menjamur. Dengan mudahnya kita bisa mendapati usaha kuliner di pinggir-pinggir jalan.
“Namun Vinar Permata Catering berbeda dengan lain, kami punya warna dan cita rasa khas sendiri. Saya yakin dan percaya, kalau sudah rezeki kita tidak kemana. Mau seribu usaha catering tidak masalah, kita siap berkompetisi dan bersaing sehat,” jelas ibu tiga anak ini.
Tidak hanya disibukan sebagai dosen dan juga bisnis catering, Kartini juga aktif di bidang usaha jasa konstruksi yang dirintisnya bersama almarhum suami sejak lama dan ketika suami tercintanya wafat delapan bulan yang lalu, kesibukan itu pun semakin meningkat, karena dirinya lah yang harus turun langsung menggantikan peran sang suami. Belum lagi sejumlah jabatan di berbagai organisasi yang diemban Kartini, juga harus dilakoni bersamaan.
Tercatat, ada 13 organisasi kemasyarakatan yang saat ini menjadikannya pengurus. Di antaranya, Dewan Pakar Majelis Nasional KAHMI, Ketua Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Sulteng, Wakil Ketua Organda Sulteng, Ketua Line Dance Wilayah Sulteng, Pengurus KORMI Sulteng,Sekretaris KLPI Sulteng,Bendahara Pokdarkamtibmas,Wakil Ketua Keluarga Kerukunan Sulawesi Selatan (KKSS) Sulteng, serta Wakil Ketua Ikatan Wanita Sulawesi Selatan dan Jabatan2 lainnya di Organisasi.
Berbagai kesibukan itu, dijalani Kartini dengan penuh tanggungjawab. Kembali lagi kata dia, untuk bisa menjalani itu semua, diperlukan disiplin dan manajemen waktu yang baik.
“Memang kalau dipikir seperti tidak rasional untuk membagi waktu. Saya jam 7 pagi sudah harus ke kampus sampai siang untuk bekerja karena Sebagai Ketua Bagian Hukum Pidana di Fak.Hukum,saya harus menandatangai berkas berkas mahasiswa dan lain-lainnya, kemudian harus urusan bisnis di siang hari, sore saya kembali lagi ke kampus. Belum lagi urusan-urusan organisasi, dan itu semua saya jalankan dengan penuh tanggungjawab,” pungkas Kartini. (agg)