BELUM RAMPUNG : Proyek revitalisasi lapangan Vatulemo yang belum juga rampung dan dibuka untuk umum. (TASWIN)
PALU – Proyek revitalisasi lapangan Vatulemo yang mengalokasikan anggaran Rp 25 Miliar yang di awal oleh Walikota Palu Hadianto Rasyid bersemangat akan rampung dan sudah bisa dibuka untuk umum pada Juni 2024 meleset jauh.
Proyek yang dikerjakan dua perusahaan kontraktor tersebut kontraknya dirampungkan pada Juli 2024, faktanya saat ini sudah memasuki awal September 2024 tak kunjung rampung.
Pantauan Radar Sulteng, di lokasi proyek revitalisasi lapangan Vatulemo masih ada aktivitas pekerja, melakukan pekerjaan-pekerjaan di beberapa sudut lapangan yang masih ditutup dan di kelilingi seng. Rumput yang sudah ditanam belum benar-benar merata tumbuhnya, sementara di bagian sisi utara eks bangunan baruga juga masih ada pekerjaan.
Tampak pekerjaan baruga baru yang dalam rencana akan dibangun dua lantai, masih terlihat tiang untuk lantai dua dan pekerjaan masih berlanjut.
Seperti diketahui, Walikota Palu Hadianto Rasyid dalam sebuah kesempatan diwawancara sejumlah wartawan dengan keyakinan dan semangatnya menyampaikan bahwa proyek yang digagasnya itu ditargetkan akan rampung pada bulan Juni 2024 bersamaan dengan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXX tingkat provinsi Sulteng di Kota Palu.
Karena belum rampungnya pekerjaan proyek lapangan Vatulemo akhirnya dialihkan di kawasan kampus Universitas Tadulako (Untad).
Bahkan proyek lapangan Vatulemo yang ramai disebut-sebut sebagai proyek ambisius Walikota Palu Hadianto Rasyid tersebut sempat mendapat kritikan tajam dari sejumlah anggota DPRD Kota Palu yang menilai proyek ambisi Walikota Palu itu dinilai mubazir dan bukan hal yang prioritas dibutuhkan masyarakat.
Hal itu saat sejumlah anggota DPRD Palu melakukan inspeksi ke lokasi proyek Lapangan Vatulemo pada April 2024.
Anggota DPRD Kota Palu, Marcellius mempertanyakan manfaat rehabilitasi lapangan Vatulemo dari hal-hal yang prioritas seperti masyarakat penyintas bencana 2018 silam masih banyak belum mendapatkan hunian layak dan masih di hunian sementara (Huntara).
“Lapangan vatulemo bukan menjadi prioritas, bagi saya itu mubazir, karena masih banyak masyarakat kota Palu pasca bencana yang tinggal di huntara,” kata Marcellius, kepada wartawan.
Bahkan menurut, Marcellius konsep pembangunan rehabilitasi Lapangan Vatulemo modelnya juga tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Tidak banyak yang berubah dari lapangan sebelumnya juga yang masih sangat layak kenapa buru-buru harus bongkar dan bangun baru. Apa efektivitas dan manfaatnya bagi masyarakat?,” ujar Marselinus mempertanyakan.
Data yang diperoleh Radar Sulteng, proyek megah yang dikoordinir Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palu, total anggaran dari proyek lapangan Vatulemo Rp 25 miliar, terbagi dalam dua tahap.
Tahap pertama sebesar Rp 9 miliar untuk pengerjaan taman, yang saat ini telah rampung, dan tahap kedua senilai Rp 16 miliar dengan targetkan dari kontraktor penyelesaiannya di bulan Juli 2024.
Proyek yang menggunakan APBD Kota Palu tahun 2023 dikerjalan dua perusahaan kontraktor yaitu, CV. Tonakodi Perkasa yang berlamat di Desa Tinggede Kabupaten Sigi (tertulis dalam kontrak kerja Kabupaten Donggala), dengan harga terkoreksi Rp 10.950.000.
Sementara untuk pekerjaan revalisasi lapangan dan taman Vatulemo dikerjakan CV. Intan Karya Agung berlamat BTN Palupi Blok A Kota Palu dengan harga negosiasi Rp 9.097.900.000.
Kemudian untuk pekerjaan revalisasi lapangan dan taman Vetulemo (lanjutan) halaman kantor walikota dikerjakan CV. Intan Karya Agung berlamat BTN Palupi Blok A Kota Palu dengan harga terkoneksi Rp 16.220.000.000.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu, Ir. Singgih B. Prasetyo, M.Eng.Sc yang coba dikonfirmasi Radar Sulteng, Senin (2/9/2024) via pesan WhatsApp mengaku sedang cuti dan belum bisa memberikan keterangan. “Maaf sy sdg cuti. Insya Allah kami upayakan sblm HUT Kota Palu. Finishing sj bbrp bagian,” tulis Singgih singkat. (ron/win)
