26 March 2025
33.1 C
Palu

FPK Sulteng Desak APH Periksa Pihak Terkait dalam Proyek Huntap Tondo 2

Must read

PALU – Ketua Forum Pemuda Kaili (FPK) Provinsi Sulawesi Tengah, Erwin Lamporo mendesak aparat penegak hukum (APH) baik kepolisian maupun kejaksaan untuk memeriksa pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Hunian Tetap (Huntap) Tondo 2 di Palu.

Desakan itu merupakan buntut dari temuan sejumlah bangunan Huntap Tondo 2 yang tak terpasang baut. Padahal, baut merupakan komponen penting dalam struktur bangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha). Mereka menilai, temuan itu mengindikasikan adanya dugaan penyimpangan dalam proyek yang menyedot anggaran negara hingga Rp 175 miliar tersebut.

“Terdapat indikasi kuat adanya dugaan praktik korup dalam proyek Huntap Tondo 2 ini yang seharusnya menjadi solusi bagi warga terdampak bencana (WTB) yang kehilangan tempat tinggal,” kata Erwin, Kamis (13/3/2025).

Mereka mendesak aparat penegak hukum untuk turun tangan melakukan investigasi menyeluruh, melihat langsung kondisi di lapangan. Sebab menurut Erwin, proyek ini menyangkut hajat hidup orang banyak, terutama para korban bencana yang kehilangan tempat tinggal. “Tidak boleh ada pihak yang mengambil keuntungan dari penderitaan mereka,” sambung Erwin.

Tidak hanya turun lapangan, aparat penegak hukum juga didesak untuk memeriksa semua dokumen proyek, termasuk laporan keuangan dan kontrak untuk diaudit secara independen. Transparansi dan akuntabilitas sebut dia, harus menjadi prioritas dalam penanganan proyek-proyek yang menggunakan dana publik.

“APH kami harapkan dapat mengambil langkah cepat untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Agar kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum dan tata kelola proyek publik dapat dipulihkan,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, penelusuran Radar Sulteng menemukan, sejumlah baut tak terpasang di beberapa Huntap yang jumlahnya tidak sedikit. Satu bangunan Huntap, kekurangan 10 hingga 12 baut, bahkan wartawan menemukan salah satu bangunan terdapat 32 baut yang tak terpasang.

Sekitar pukul 16.00 Wita pada Jumat (7/3/2025) Radar Sulteng bersama seorang sumber memasuki satu per satu satu bangunan Huntap di blok B dan blok H. Dua blok yang berada di ujung utara dan ujung selatan lokasi Huntap Tondo 2. Di tangan sumber sudah ada beberapa lembar catatan tertulis, blok, nama, nomor handphone pemilik Huntap serta jumlah baut yang kurang. Catatan itu merupakan hasil dari penelusuran sumber selama beberapa minggu terakhir melakukan pengecekan. Ada 20 rumah yang masih kekurangan baut.

Dari catatan itu, Radar Sulteng meninjau sekitar 10 bangunan Huntap Tondo 2 untuk mengambil sampel. Hasilnya, 10 Huntap itu kekurangan baut, ada yang kurang sebanyak 3 baut, 10 baut, 12 baut hingga 32 baut. “Kalau mau dicek semua, bisa jadi masih banyak yang kekurangan baut,” ujarnya.

Dalam catatan Kementerian PUPR, di kawasan Huntap Tondo 2 ini terdapat 961 unit Huntap, kontruksi bangunannya menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dengan ukuran 6 x 6 m2. Desain Risha sendiri adalah perwujudan sebuah modular, yaitu konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul) dengan ukuran yang efisien agar dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda.

Seperti lego, teknologi ini dapat dibongkar pasang, dimana setiap modul atau panel disambung menggunakan baut. “Sehingga baut itu menjadi komponen penting bagi teknologi Risha, kekuatan Risha itu ada di baut, karena setiap modul atau panel disambung pakai baut, sekarang bagaimana kalau bautnya tidak terpasang, kekuatannya tentu akan berkurang,” sebut sumber. (ril)

-IKLAN-spot_img

Latest article

More articles

WeCreativez WhatsApp Support
Silahkan hubungi kami disini kami akan melayani anda 24 Jam!!