26 March 2025
33.1 C
Palu

Minim Susulan, Gempa di Teluk Tambu Tidak Seperti Biasanya

Lokasinya Seperti Gempa dan Tsunami 1968 Silam

Must read

PALU – BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu menyebutkan bahwa gempa bumi yang terjadi di wilayah Donggala pada Sabtu (9/9) pukul 22.43 WITA dengan magnitudo 6.1 setelah diupdate tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49 kilometer barat laut Donggala, pada kedalaman 20 kilometer itu, tidak seperti biasanya.

Episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 0,02° LU ; 119,77° BT dan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

Gempa bumi dirasakan di sejumlah wilayah dengan dampak terbesar di daerah Donggala dengan skala intensitas V-VI MMI. Pada skala ini getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, kebanyakan semua terkejut dan lari keluar rumah.

Di Kota Palu dirasakan dengan skala intensitas IV MMI, dalam skala ini bila guncangannya pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Daerah lain merasakan getaran di bawah itu yaitu pada skala intensitas II-III MMI yaitu Poso, Sigi, Tolitoli, Pohuwatu, Kabupaten Gorontalo dan Samarinda. Getaran skala II – III MMI, getarannya dirasakan nyata di dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan truk berlalu.

Daerah lain yang merasakan namun dalam skala I – II MMI yakni Kutai Timur. Skala ini getarannya dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Pelaksana Harian Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Sofian S Si mengatakan mestinya jika gempa dangkal lalu kekuatannya kuat di atas magnitudo 5 biasa diikuti oleh gempa-gempa susulan, hanya saja gempa ini (9 September 2023, red) sampai pagi 10 September 2023 hanya ada satu susulan gempa dengan magnitudo 1,9 di darat atau 9 km arah baratdaya Sabang Kabupaten Donggala, kedalaman 5 kilometer.

“Tidak seperti biasanya. Jadi biasanya kalau gempa dangkal itu selalu diikuti oleh gempa-gempa susulan, gempa-gempa yang jarang diikuti oleh gempa susulan itu biasanya gempa-gempa dalam, jadi gempa ini tidak seperti gempa-gempa biasanya, masih perlu dikaji apakah ada kaitannya dengan rilis energi dari gempa tahun 2018 atau memang dia gempa yang berdiri sendiri,” kata Sofian kepada Radar Sulteng.

Sofian menjelaskan, sejak gempa tahun 2018 lalu umumnya gempa-gempa yang terjadi di segmen-segmen Sesar Palu Koro itu hanya pada sisi selatan atau di daerah Kulawi yang banyak, sedangkan di yang di bagian utara bisa dikatakan kurang. “Tapi masih terlalu dini disimpulkan apakah gempa itu masih terkait dengan tahun 2018 atau gempanya berdiri sendiri,” lanjutnya.

Lokasi pusat gempa sendiri kata Sofian, masih dalam sistem Sesar Palu Koro, tetapi di luar dari Segmen yang di tahun 2018, lebih tepatnya ke utara. Kedalaman gempa dangkal dan posisi pusat gempa itu berada di Teluk Tambu. “Memang di Teluk Tambu ini banyak gempa-gempa termasuk gempa-gempa kuat yang terjadi 14 Agustus tahun 1968 dengan magnitudo sekitar 7,” terangnya.

Terkait dengan gempa bumi di wilayah Donggala ini, BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu menurunkan dua tim dengan tugas satu tim melakukan survei makro atau kerusakan dan satu tim lagi untuk survei gempa mikronya, sekaligus akan melakukan sosialisasi kepada warga. Survei makro sendiri mengidentifikasi kerusakan yang tampak di permukaan seperti kerusakan bangunan, apakah ada yang mengelami keretakan.

“Sedangkan survei mikro, BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu akan mengukur getaran-getaran kecil atau gempa susulan yang tidak bisa dideteksi dengan jaringan sensor yang ada, sehingga dilakukan pengukuran di lapangan,” sebutnya.

Sofian mengimbau untuk masyarakat tidak perlu panik dan mestinya sudah bisa beraktivitas seperti biasanya dalam keadaan normal. Hanya saja kalau merasakan guncangan gempa yang cukup kuat, kawasan-kawasan permukiman yang jauh dari pantai cukup mengamankan diri di halaman rumah saja, tapi kalau misalnya rumahnya di pinggir pantai saat ada guncangan gempa kuat itu menjauh dari pantai.

Selain itu, tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Sebelum kembali ke rumah, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan. “Dalam beberapa jam menjauh dari pantai kalau ada guncangan gempa yang kuat,” tutupnya.(acm)

-IKLAN-spot_img

Latest article

More articles

WeCreativez WhatsApp Support
Silahkan hubungi kami disini kami akan melayani anda 24 Jam!!