SIGI – Petani yang ada di sekitar wilayah Kabupaten Sigi khususnya di sekitar 9 Desa dalam waktu dekat akan segera menikmati pengairan untuk lahan pertanian mereka, dengan akan beroperasinya jaringan irigasi Paket III Gumbasa.
Humas PT PP, Hadi Prayitno mengatakan aliran irigasi Paket III akan mengaliri areal persawahan dan perkebunan pada sejumlah desa, di Kabupaten Sigi, diantaranya, mulai Desa Lompio, Langaleso, Bora, Maranata, Silue, Sidera, Pangale, Jono, dan Kota Arindau. “Saat ini masih proses pemeliharaan mengecek beberapa titik yang mungkin bisa diperbaiki. Kalau semua sudah rampung semoga dalam waktu dekat sudah bisa dialiri,”ujar Hadi, Sabtu (2/3/2024).
Menurut Hadi setelah semua proses pemeliharaan dan perbaikan rampung dari pihak Dinas PUPR i yang akan menentukan kapan irigasi ini akan difungsikan.
Jika nanti Proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu ini telah rampung dikerjakan diperkirakan bisa mengaliri kurang lebih 4.593 hektar persawahan dan perkebunan masyarakat. “Sebelumnya kan irigasi ini mengalami kerusakan parah dan tidak bisa lagi digunakan akibat bencana gempa bumi 2018 jadi lahan-lahan pertanian warga, persawahan tidak bisa diolah lagi karena tidak ada air, semoga secepatnya bisa difungsikan agar lahan pertanian warga bisa kembali produktif,” jelasnya.
Sementara dari Pihak Manajemen PT Pembangunan Perumahan (PP), Adrian Prasetyo mengungkapkan pekerjaan proyek jaringan irigasi Gumbasa Paket III yang dilaksanakan pihaknya sesungguhnya sudah rampung, hanya saja masih ada beberapa titik yang perlu pembenahan di masa pemeliharaan.
“Insyaallah akan segera beroperasi. Kami sudah tiga kali melakukan uji coba mengaliri irigasi yang kami bangun. Saat ini memang masih dalam masa pemiliharaan selama kurang lebih 1 tahun. Ini kami manfaatkan untuk merapikan atau memperbaiki beberapa kekurangan yang ada,” kata Adrian.
Menurutnya, selama proses pembangunan ditemukan sejumlah kendala dan segera harus diselesaikan, misalnya dari perencanaan kadang kondisi di lapangan tidak sesuai dan harus menyesuaikan lagi. “Kontur tanah yang berubah pasca bencana apalagi terjadi likuefaksi, dimana hal itu terkadang tidak sesuai perencanaan dan harus diubah. Harus dikonsultasikan lagi ke konsultan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan butuh waktu, tapi semuanya bisa berjalan dengan baik,” kata Adrian.
Senada dengan itu, Supervisor Lapangan PT PP, Anang mengungkapkan ketinggian air yang dialirkan pada uji coba jaringan irigasi sampai pada batas maksimalnya sekitar 1,80 m dengan panjang irigasi sekitar 92 kilo meter. “Sudah kami lakukan uji coba selama tiga hari, untuk melihat ada kebocoran atau tidak. Selama proses uji coba tidak ada kendala,” pungkasnya. (*/ron)