PALU – Di era digital yang semakin maju, penggunaan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia terus meningkat, menjadi alat penting bagi masyarakat untuk belajar, bekerja, dan berbisnis.
Menyadari potensi besar dari tren ini, Civitas Fakultas Teknik Universitas Tadulako (Untad) melihat peluang emas untuk memperdalam pemahaman mahasiswa terkait AI.
Langkah konkret diambil, Senin (2/9) kemarin, ketika Fakultas Teknik Untad menggandeng perusahaan teknologi AI asal Jepang, AWL, Inc. menggelar Kuliah Tamu Fakultas Teknik dengan tema AI Innovation for Engineering Scholars.
Kuliah tamu ini juga menjadi kuliah perdana semester ganjil 2024/2025 Universitas Tadulako.
Dekan Fakultas Teknik Untad, Dr. Ir. H Andi Arham Adam, S.T., M.Sc.,Ph.D mengungkapkan Fakultas Teknik ini diharapkan menjadi pelopor penggunaan AI di Universitas Tadulako.
Sebab, menurutnya banyak orang menganggap aplikasi AI sebagai ancaman, namun dimata Dekan Teknik Untad, aplikasi AI merupakan alat bantu untuk mempercepat pekerjaan manusia.
“Misalnya saja anak Informatika, kalau untuk mengerjakan kode itu mungkin bisa butuh satu malam. Tapi tadi dicontohkan menggunakan AI tadi kita bisa membuat kode dalam waktu 1 menit,” ungkapnya.
Andi Arham menambahkan penggunaan aplikasi AI seharusnya bukan hanya dipelajari oleh mahasiswa, namun bagi para dosen juga harus ikut belajar penggunaan aplikasi AI ini.
Agar para dosen mampu membimbing mahasiswanya dan bisa membedakan mana aplikasi yang murni dari AI dan mana aplikasi yang sudah dimodifikasi oleh mahasiswa.
“Jadi kita harapkan. Misalnya kalau dikasi tugas. Dari aplikasi AI itu dia bisa mencari inspirasi lalu dimodifikasi dan itu hanya bisa dilakukan oleh yang punya latar belakang IT,” bebernya.
Saat disinggung terkait sejauh mana hubungan kerjasama dengan pihak AWL, Inc, Dekan Teknik mengatakan sudah dua kali kursus AI untuk mahasiswa Teknik Informatika.
“Ini sudah kita masukkan dalam mata kuliah. Kemudian setelah menyelesaikan 6 kali pertemuan itu dianggap sama dengan 6 kali pertemuan di kelas. Kita sudah lakukan sebelumnya dan tahun ini akan diadakan lagi,” pungkasnya.
Sementara itu, Director and CTO of AWL. Inc Japan, Yasuhiro Tsuchida menjelaskan perkembangan aplikasi AI di Japan itu sendiri tidak berbeda jauh dengan yang ada di Negara Amerika dan China. Hampir semua aspek bisnis banyak tercover dengan menggunakan aplikasi AI.
“Di perusahaan kami fokus pada dunia retail. Dimana perusahaan kami mengimplementasikan AI dalam hal, salah satunya, mendeteksi dan menganalisa orang atau konsumen di dalam toko tersebut,” bebernya.
Terkait kerjasama dengan Untad sendiri, kata dia sudah terjalin sejak awal tahun 2024. Bermulai dari adanya kegiatan AWL yang bekerjasama dengan Prodi Informatika dalam rangka memberikan materi terkait dengan kecerdasan buatan atau AI pada edge device.
“Di semester baru ini perusahaan kami ada kerjasama lanjutan terkait dengan pemberian materi yang dilakukan oleh praktisi,” ungkapnya.
Menurut Yasuhiro Tsuchida, seluruh peserta kuliah perdana itu mahasiswa sangat antusias. Dia juga melihat ada beberapa mahasiswa yang khawatir dengan perkembangan AI yang akan menggantikan peran manusia dalam bekerja, sehingga peluang kerja bagi lulusan perguruan tinggi akan sulit.
“Mereka (mahasiswa) tidak perlu khawatir. Karena masih tetap ada peluang-peluang bagi manusia untuk mendapatkan pekerjaan dengan satu catatan, tetap harus berinovasi agar tidak tergerus dengan perkembangan teknologi,” pungkasnya.
Ketua Prodi Teknik Informatika, Yuri Yudhaswana Ph.D mengungkapkan kedatangan pihak AWL Inc. kali ini merupakan yang kesekian kalinya, setelah sebelumnya datang memberikan materi terkait AI ke Untad diwakili oleh istri dari Yasuhiro Tsuchida.
“Jadi awalnya saya sempat magang ditempatnya mereka (AWL Sapporo). Setelah saya berhenti masih ada komunikasi yang baik antara kami. Dan saat ini departemen kami kini bekerjasama dengan beberapa pihak salah satunya AWL,” bebernya.
Untuk kerjasama itu kata Yuri, sudah terjalin sejak awal tahun ini, dimana sebelumnya perusahaan AWL melaksanakan kegiatan dengan Prodi Informatika dan Sistem Informasi awal tahun ini.
“Kemudian di semester ganjil baru ini kami ada juga kegiatan lanjutan, terkait pemberian materi dari praktisi. Jadi ada kegiatan namanya Praktisi Mengajar. Dan ini, pembiayaan berasal dari Kementerian, kami mendapatkan hibah dari Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) 2024,” pungkasnya.
Tentang AWL, Inc. sebagai startup bersertifikat yang berasal dari Universitas Hokkaido, AWL memiliki rekam jejak yang terbukti dalam memanfaatkan dan mengimplementasikan IoT dengan teknologi analisis video berbasis kecerdasan buatan (AI) mutakhir, terutama di industri ritel.
Di Hokkaido, sebuah wilayah yang berada di garis depan dalam menghadapi berbagai masalah sosial seperti penuaan populasi dan kekurangan tenaga kerja, AWL menyediakan solusi optimal di lapangan bekerja sama dengan jaringan apotek berbasis di Hokkaido, “Satudora,” menawarkan layanan berkualitas tinggi dengan biaya rendah.
Teknologi AI milik AWL melengkapi “mata manusia,” memvisualisasikan orang dan ruang nyata secara real-time di berbagai lokasi. Bersama dengan klien global, AWL terus mengatasi tantangan sosial.
Dalam upaya untuk memperluas sistem penelitian dan pengembangan AI yang canggih, AWL telah melakukan perekrutan global sejak awal berdirinya, berhasil menarik talenta terbaik dari sekitar 20 negara di seluruh dunia.
Saat ini, sekitar 90 persen insinyurnya adalah warga negara asing. Perusahaan ini mempromosikan keragaman di semua tingkatan, termasuk manajemen, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau kebangsaan, menciptakan budaya perusahaan yang kaya akan keragaman seperti di Silicon Valley. (Mg1/Mg2/win)