Meski mengalami keterbatasan dalam berkomunikasi, tidak mengurungkan semangatnya untuk terus mengais rezeki. Berprofesi sebagai pengecer koran di Jalan Moh Yamin Kota Palu justru merubah nasib perekonomiannya. Meski pembaca koran mulai berkurang, namun tidak mempengaruhi semangatnya untuk terus berjualan.
LAPORAN : TASWIN, TATURA UTARA
PEKERJA keras, mungkin dua kata itulah yang bisa dinobatkan kepada Mansur. Dia berjualan koran sejak tahun 2006 hingga sekarang, setelah memutuskan berhenti dari pekerjaan lamanya sebagai pembuat plat kendaraan. Debu jalanan dan suara bising kendaraan yang lalu lalang di Jalan Moh Yamin, tempat dimana dia berjualan koran kini sudah tidak asing ditelinganya. Diakuinya bekerja sebagai pengecer koran justru merubah perekonomian keluaraganya. Bahkan kata dia, sebelum maraknya penyebaran berita media online, dia dapat meraup keuntungan hingga Rp 100 ribu pehari. “Masih dulu-dulu itu. Apalagi kalau ada pengumuman di koran. Itu bisa untung sampai satu hingga dua juta keuntungannya,” ujarnya dalam Podcast Radar Sulteng Show, Jumat (3/3).
Senin hingga Jumat, mulai pukul 07.00 sampai 14.00 wita adalah waktu kerja Mansur untuk mencari pundi-pundi rupiah. Jika tanggal merah dia absen dulu. Dengan ciri khas kacamata hitamnya, Mansur menjajakan koranya di pinggir jalan. Sebelumnya Mansur menggunakan meja dan kursi, namun usai ditegur sama pihak Satpol PP, Mansur kini hanya memanfaatkan trotoar untuk duduk dan kembali berdiri jika melihat kendaraan yang lalu lalang mulai ramai.
“Karena sebelumnya saya menjual di dekat pintu SPBU Moh Yamin Palu. Setelah ada pekerjaan renovasi di SPBU, Mansur sedikit bergeser ke arah Utara. Kalau tidak salah bergeser ke sini tahun 2019 ini,” terang pria kelahiran 21 Oktober 1985 silam ini.
Perjalanan Mansur berjualan koran banyak suka-dukanya. Di tahun-tahun awal dia mengakui masih banyak orang yang membutuhkan koran. Dalam sehari dia bisa menjual dari 50 sampai 60 eksemplar. Keuntungannya dari koran lokal dalam sehari bisa mencapai Rp 100 ribu, namun Mansur mendapat berkah jika saat ada pengumuman CPNS di koran. Pengumuman CPNS menurutnya sangat berpengaruh, ketimbang pengumuman seperti mahasiswa baru Universitas Tadulako (Untad).
“Dulu-dulu banyak kalau ada pengumuman 2 sampai 3 juta keuntunganku. Dari 2006 sampai 2016 itu sudah pasti ramai pembeli koran. Nanti mulai sepi sebelum gempa sekitar tahun 2017,” ujarnya.
Keuntungan Mansur dari penjual koran juga tidak main-main. Dari 2006 hingga sekarang Mansur sudah memiliki sepeda motor hingga 6 unit. Motornya juga tak pernah dicicil. Dia tidak mau mencicil karena mengaku pasti sangat memberatkan setiap bulannya. “Ada juga yang saya tabung di Bank. Kalau lancar-lancar saya segera mau menikah,” singkatnya sambil tersenyum.
Mengenai motor ada cerita sedihnya. Kata Mansur, motor yang diberikan untuk sang ibu tercinta itu terseret gelombang tsunami saat digunakan adiknya pada 28 September 2018. Dan ada beberapa unit motor lainnya yang sudah terjual. Kepercayaannya akan rezeki itu tidak akan tertukar, dan menjadi semangat baginya untuk terus menjalani profesinya sebagai pengecer koran.
“Jual-jual saja. Sapa tau ada laku rezeki. Kalau tidak laku belum rezeki. Tapi Alhamudlillah ada juga laku. Intinya sabar karena rezeki itu ada. Tapi kalau tidak ada android pasti banyak yang beli koran,” ungkapnya.(*)