PALU – Asap hitam tampak mengepul tebal dari salah satu kapal di perairan Teluk Palu, Rabu (7/8). Dari radio marine Kapal Motor (KM) itu terdengar suara permintaan bantuan SOS (save our ship).
Panggilan suara minta pertolongan tersebut rupanya terdengar dari KM. Niaga Sari yang tengah terbakar hebat. Tak lama kemudian, kapten kapal terdengar mengeluarkan panggilan SOS.
“Mayday mayday mayday, SROP Pantoloan Palu, disini KM. Niaga Sari membutuhkan bantuan karena mengalami kebakaran di Perairan Teluk Palu,” begitu bunyi suara yang terdengar dari radio marine.
KM. Niaga Sari ini diketahui berangkat dari Pelabuhan Taipa tujuan Balikpapan dengan bermuatan barang campuran dan POB 12 orang sekitar pukul 09.30 WITA. Dan pada pukul 09.50 WITA, mesin KM. Niaga Sari mengalami overheat dan menyebabkan terjadinya kebakaran di ruang mesin.
ABK KM. Niaga Sari berusaha melakukan pemadaman namun api cepat membesar dan menyebar ke ruangan lain hingga tidak bisa dikendalikan.
Tak lama berselang, seperti sudah terkoordinir beberapa kapal penolong melaju cepat mendekati KM. Niaga Sari yang sedang terbakar.
Kapal milik Pelindo dengan fasilitas water cannon terlihat berada di depan menyemprotkan air diiringi beberapa kapal, RIB dan perahu karet milik Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Palu yang melaju cepat.
Sea Reader TNI AL juga mendekati KM. Niaga Sari, namun tetap dengan jarak aman. Sementara kru kapal dengan sigap mengenakan life jacket dan langsung meloncat ke laut.
Para ABK yang terjun ke laut langsung dievakuasi tim SAR gabungan. Kondisi mereka sebagian luka bakar dan hipotermia dan langsung di bawa ke pantai untuk mendapatkan pertolongan. Di darat sejumlah ambulans sudah menunggu dan membawa para korban ke rumah sakit.
Selain itu, dua dari 12 ABK KM. Niaga Sari dilaporkan belum ditemukan, Tim Selam diturunkan untuk melakukan pencarian di bawah air. Beberapa saat kemudian, dua ABK itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Insiden ini merupakan skenario simulasi tanggap darurat penanganan kecelakaan kapal di Perairan Teluk Palu. Kegiatan ini dilaksanakan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Palu dan stakeholder terkait yang tergabung dalam potensi SAR.
“Simulasi ini dilaksanakan dari rangkaian kegiatan penyusunan rencana kontinjensi kecelakaan kapal di Teluk Palu kemudian rapat koordinasi yang kemarin dilaksanakan dan hari ini dilakukan latihan SAR gabungan,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Palu, Andrias Hendrik Johannes.
Andrias menjelaskan, kondisi laut di Teluk Palu ini membentang dari Utara ke Selatan, bersebelahan dengan Selat Makassar yang menjadi salah satu Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), sehingga jalurnya sangat ramai.
Latihan ini juga untuk mengantisipasi kalau Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah berjalan. Berarti antara Kota Palu dan Pulau Kalimantan akan sangat ramai nanti. Kalau keramaian pelayaran berarti ada potensi kecelakaan kapal, sehingga pihaknya mengantisipasi untuk melaksanakan latihan.
“Latihan ini tidak hanya sekali, tapi nanti direview kembali, karena tanpa latihan juga kita tidak akan berhasil, tidak bisa kita sendiri, tapi seluruh stakeholder yang tergabung dalam SAR gabungan,” jelas Andrias.
Dari data operasi SAR sejak Januari hingga Juli 2024 khususnya kecelakaan kapal di Sulteng, yang ditangani Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Palu sebanyak 22 kejadian. Dengan rincian korban selamat 132 orang, meninggal dunia 4 orang dan hilang satu orang.(acm)