PALU – Sebanyak 30 sampel pangan diuji saat Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Palu melakukan pengawasan pangan buka puasa atau takjil di seputaran Pasar Ramadan tepatnya di sekitar Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Palu, Kamis (23/3). Dan dari 30 sampel yang diuji, seluruhnya dinyatakan bebas bahaya kimia seperti rhodamin b, methanyl yellow, boraks, dan formalin.
“Jadi untuk hasil di Pasar Ramadan Kantor Dispora, ada 30 sampel kita uji semuanya tidak ditemukan mengandung bahaya kimia,” kata Kepala Balai POM di Palu, Agus Riyanto, kepada Radar Sulteng, kemarin (23/3).
Dia mengatakan bahwa pengawasan tersebut untuk mengantisipasi penjualan takjil yang harus dipastikan aman agar supaya tidak ada masyarakat yang nantinya setelah mengkonsumsi takjil yang dijajakan ini mengalami gangguan kesehatan.
“Selama Ramadan ada dua unit Laboratorium Mobile Balai POM yang akan berpindah tempat, khusus hari ini di Pasar Ramadan Kompleks Kantor Dispora dan jalan RA Kartini. Kalau untuk selama Ramadan tahun lalu tidak ada temuan,” ungkap Agus Riyanto.
Lanjut Agus Riyanto, petugasnya akan terlebih dahulu membeli jajanan buka puasa atau takjil yang diperjualbelikan di lokasi ini, kemudian akan diuji menggunakan Rapid Test Kit di dalam mobil keliling. Yang diuji tidak semua makanan, tetapi dari pengalaman pihaknya bahwa makanan-makanan yang terpilih untuk dilakukan pengujian ini biasanya banyak ditambahkan bahan berbahaya.
“Jadi ciri-cirinya itu akan ketahuan oleh petugas. Misalnya kerupuk, kalau ada bakso, tahu, mie, kemudian minuman yang warnanya mencolok yang dicurigai menggunakan pewarna tekstil. Paling hanya butuh 3 sampai 5 menit sudah dapat hasilnya,” jelasnya.
Masih kata Agus, jika memang ada temuan nantinya pihaknya akan mengupayakan pembinaan terlebih dahulu dan melakukan pendekatan secara persuasif. Namun menurutnya itu semua tergantung dari kasus yang ditemukan seperti apa.
“Kalau kita temukan formalin besok-besok kita minta jangan dipakai lagi, demikian juga ditemukan boraks, rhodamin b atau methanyl yellow, karena itu bahan-bahan yang tidak boleh ditambahkan di dalam makanan,” sebutnya.
Selama Ramadan, Agus Riyanto menambahkan pihaknya akan turun terutama ke sarana retail untuk pangan olahan yang terkemas dalam rangka intensifikasi pengawasan selama bulan Ramadan. “Kita akan turun di Pasar tradisional, minimarket, supermarket dan kita juga akan mengawasi penjual parcel,” tutupnya.(acm)