PALU – Serah Terima Jabatan Rektor Universitas Islam Negeri Datokarama Palu dari Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd. kepada Prof. Dr. H. Lukman S Thahir, M.Ag. dilaksanakan pada Senin (23/10), di Auditorium UIN Datokarama Palu. Dalam sambutannya, Prof Sagaf Pettalongi mengatakan dirinya diberi amanat sebagai rektor kurang lebih selama 6 tahun, mulai dari Desember 2017. Tentu saja kata dia dalam memimpin lembaga ini baik di masa IAIN maupun pada masa UIN banyak suka duka yang dirasakan.
“Saya sudah memberikan yang terbaik, menurut saya ya. Dengan kekuatan yang saya miliki, baik itu tenaga, pikiran, terutama waktu dan juga mungkin perasaan, tetapi saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan tidak akan bisa berhasil mencapai tujuan tanpa ada dukungan yang kuat, dan itu saya rasakan dengan teman-teman semuanya,” kata Prof Sagaf.
Selanjutnya, terus memimpin dari aspek manajerial ada dua kesan yang mendalam. Yang pertama, adalah ketika terjadi tsunami pada tahun 2018 silam dan ketika dirinya memproses alih status UIN di tahun 2019. “Dua kesan ini dilihat dari sisi manejerial jadi bukan personal,” singkatnya.
Oleh karena itu, kata Prof Sagaf izinkan dia menyampaikan ucapan pertama terima kasih kepada semua pihak terutama mitra utama dan strategis yaitu para Wakil Rektor. Jika memang terdapat nada-nada suara yang tinggi itu bukan Saggaf s Pettalongi, akan tetapi itu Rektor IAIN atau UIN.
“Dalam manajemen itu ada namanya disebut teori manajemen langsung, ada hal-hal tertentu yang memang harus dilakukan perintah cepat, perintah langsung dan sebagainya dan yang paling banyak merasakannya Prof Dr Abidin SAg, karena itu saya memohon maaf sebesar-besarnya, begitu juga Warek 2 dan Warek 3,” ungkapnya.
Dia juga ingin menyatakan kepada semuanya, bahwa sehebat-hebatnya Prof Lukman jika tidak diberikan dukungan penuh, tidak akan tercapai apa yang diinginkan. Apalagi dia punya slogan sekarang kampus 1000 mimpi, jadi harus dibantu dan beri dukungan agar UIN Datokarama Palu terus bergerak dan maju.
“Tantangan-tantangan ke depan saya kira cukup banyak, tapi saya yakin benar Prof Lukman adalah nahkoda, Prof Lukman ini UIN akan semakin jaya dan sukses ke depan, kita harus bersama-sama memiliki komitmen karena ini rumah kita bersama, tidak ada alasan untuk tidak memperbaiki rumah kita ini agar kita nyaman, jika rumah ini sejuk maka kita juga akan hidup sebagaimana kehidupan yang kita inginkan,” jelas Prof Sagaf.
Sementara itu, Rektor UIN Datokarama Palu Prof Lukman S Tahir menjelaskan bahwa dahulu ketika kampus ini porak-poranda diterjang tsunami dan diguncang gempa bumi semua hati khususnya Civitas Akademika UIN Palu terenyuh melihat kondisi saat itu, tanda-tanda kemegahan kampus itu sama sekali tidak ada.
“Saya kebetulan berada di pantai waktu itu dan sakit hati saya ketika melihat kampus ini menjadi porak-poranda. Saya juga bisa membayangkan bagaimana perasaan Rektor ketika itu, tapi hari ini anda melihat begitu megah UIN Datokarama Palu. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mengapresiasi kepada Pak Rektor bersama ibu,” sebut Prof Lukman S Tahir.
Menurutnya, prestasi yang dilakukan Prof Dr Sagaf itu luar biasa mulai dari status pelestarian, kemudian disela-sela lagi gempa dan tsunami, itu hanya membutuhkan orang-orang cerdas yang bisa keluar dari kondisi yang seperti itu. Olehnya itu, atas nama Menteri Agama Republik Indonesia mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Prof Dr Sagaf Pettalongi bersama Ibu, yang sudah berjuang untuk kampus ini.
Seluruh dedikasi dan tanggung jawab yang sudah dilakukan itu Insya Allah tidak akan sia-sia, InsyaAllah akan mendapatkan balasan yang sangat luar biasa dari Allah SWT.
“Dan kita juga akan tetap saling berkoordinasi. Saya sudah cukup lama bersama-sama dengan dia sampai sekarang dan tidak pernah ada konflik, tidak pernah ada masalah meskipun kita berbeda, dan itulah alasan saya kira sesuatu yang atmosfer seperti itu yang harus benar-benar kita lakukan,” ujar Prof Lukman.
Di sisi lain, Prof Lukman juga berbagi cerita menarik ketika dirinya menyakinkan keluarganya untuk tetap maju mencalonkan sebagai Rektor meskipun sudah gagal berkali-kali.
“Ketika saya untuk ketiga kalinya maju lagi, istri saya berkata ke saya, apa masih mau maju lagi ayahanda. Mungkin kalau bahasanya sederhana, sangat menderita sebenarnya, berkali-kali saya maju dan kemudian tidak berhasil. Saya melihat raut wajahnya barangkali ingin menyatakan tidak usah lagi, sudah cukup,” cerita Prof Lukman.
Namun ada kata yang disampaikan kepada anak-anaknya bahwa jangan pernah menyerah pada sesuatu yang benar-benar ingin Anda lakukan. “Orang-orang yang bermimpi besar itu lebih kuat daripada orang dengan semua fakta,” tegasnya di atas podium.
Di akhir Perayaannya, Prof Lukman juga meminta dukungan kepada semuanya sebagaimana yang diharapkan oleh Prof Dr Sagaf. “Karena tidak ada apa-apanya saya tanpa dukungan semuanya,” tutupnya.(acm)