PALU – Tujuh pemuda Sulteng yang selesai menempuh pendidikan di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Kiseki Indonesia Cabang Palu, dalam waktu dekat akan siap bekerja di Jepang. Mereka yang didampingi oleh LPK Kiseki Cabang Palu ini mengikuti program Tokutei Ginou atau Spesifik Skil Worker (SSW).
Program tersebut, merupakan program kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang dalam hal pemenuhan tenaga kerja profesional di Jepang. Tujuh siswa yang selesai mengikuti pendampingan dari LPK Kiseki baik di bidang bahasa Jepang dan pendalaman skill ini, telah siap pakai untuk bekerja di Jepang. Satu di antaranya yakni atas nama Nelsa Juniar dalam waktu dekat akan mengurus visa SSW dan di awal tahun akan segera diterima di perusahaan Jepang yang spesifik mengurus Lansia atau dalam bahasa jepangnya Kaigo.
Program SSW ini sendiri tidak sama dengan program pemagangan. Hal itu dapat dilihat dari masa kerjanya, di mana jika program pemagangan terbatas waktu sekitar 2 hingga 3 tahun, namun khusus SSW minimal 5 tahun dan statusnya sebagai pekerja tetap.
Manager LPK Kiseki Cabang Palu, Riski Syahputra Pulungan mengungkapkan, LPK Kiseki yang didirikan oleh Supardi, telah memiliki jaringan dengan sejumlah perusahaan di Jepang. Pendiri LPK Kiseki yang juga merupakan putra asli Sulawesi Tengah ini, memiliki kantor di Jepang.
“Pendiri Kiseki memang mendirikan LPK Kiseki di Palu karena ingin banyak pemuda-pemuda Sulteng bisa bekerja di Jepang. Tahun lalu ada sekitar 200 lowongan kerja yang dialokasikan untuk pemuda di daerah ini, tapi itu tidak dapat terpenuhi karena masih kurang pemahaman berbahasa Jepang dan skill yang dimiliki,” ungkap Riski dalam kegiatan Perpisahan Siswa Program Tokutei Ginou LPK Kiseki Indonesia, Kamis (29/12) kemarin.
Untuk itu lah diharapkan dengan keberadaan LPK Kiseki di Palu, makin banyak pemuda Sulteng yang bisa bekerja di Jepang dengan kemampuan kerja siap pakai. Tujuh siswa yang telah menyelesaikan pendidikan di LPK Kiseki ini merupakan lulusan pertama di Palu. “Kami juga berpesan, nanti ketika sudah bekerja harus jaga nama baik dan hindari image negatif. Karena yang dinilai bukan hanya pekerja itu semata namum juga LPK tempatnya dilatih dan adik-adik kalian yang akan menyusul,” sebut Riski.
LPK Kiseki Palu, bukan hanya melatih siswanya berbahasa Jepang dan skill yang diperlukan, namun juga menghubungkan antara para pekerja dan perusahaan di Jepang. Sementara itu, Firdaus Karim, mewakili Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah, mengungkapkan, Program Tokutei Ginou atau SSW ini sudah ada sejak 2019. Program SSW sendiri pengawasannya di Kementerian Tenaga Kerja, di mana para calon pekerja yang sudah dididik LPK dan dinyatakan lulus standar pekerja dari pihak standarisasi Jepang di Jawa akan berhubungan langsung dengan perusahaan yang membutuhkan.
“Ada 14 sektor pekerjaan yang diterima melalui Program SSW ini, di antaranya pariwisata, kesehatan, pertanian dan lainnya. Dan Jepang menjadi salah satu negara yang sangat melindungi pekerja asing,” papar Firdaus.
Dia pun meminta para siswa LPK yang nantinya diterima bekerja di Jepang dapat menceritakan pengalaman dan juga apa yang didapatkan ketika bekerja di Jepang. Sehingga makin banyak yang mendaftar untuk dilatih lebih dahulu di LPK dan makin banyak pemuda kita diterima bekerja di Jepang. “Alumni Kiseki ini saya harap jadi influencer untuk keluarga maupun temannya nanti, agar tingkat pengangguran di Sulteng dapat pula menurun,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah Siswa Kiseki menunjukan kebolehannya dalam berpidato menggunakan bahasa Jepang serta menyanyikan lagu berbahasa Jepang. (jpg)