29 September 2023
24.5 C
Palu

Cerita Pasangan Suami Istri yang Kompak Raih Gelar Profesor di Untad

Must read

- Advertisement -spot_img

Universitas Tadulako (Untad) kini memiliki 65 orang profesor. Hal ini seiring dengan pengukuhan 10 orang profesor, pada Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, dalam rangka orasi ilmiah dan penerimaan sebagai anggota Dewan Profesor.

LAPORAN : TASWIN, TONDO

SENYUM lebar terpancar dari dua orang anggota dewan profesor Untad yang baru saja dikukuhkan. Dengan nada terbatah-batah di akhir orasi ilmiahnya, keduanya juga saling mengucapkan terima kasih karena telah saling mendukung satu sama lain hingga bisa meraih gelar tertinggi. Keduanya adalah Prof. Dr. Daswati, M.Si dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Prof. Dr. Syahruddin Hattab, M.Si dari FISIP, yang merupakan pasangan suami istri sekaligus masuk dalam 10 nama anggota dewan profesor yang baru saja dikukuhkan di Untad, di Aula Fakultas Kedokteran Untad, Rabu (⅓).
Layaknya kisah romeo and juliet, kisah pasangan suami istri ini patut menjadi inspirasi bagi pasangan-pasangan lainnya. Sebab, tidak hanya saling mendukung dalam menjalankan bahtera rumah tangga. Tapi keduanya juga saling mendukung dalam meraih gelar tertinggi sebagai dosen. Para tamu undangan yang hadir dalam rapat senat tersebut pun sempat dibuat iri saat Prof. Dr. Syahruddin Hattab, M.Si meminta waktu kepada ketua dewan profesor untuk berfoto bersama istrinya Prof. Dr. Daswati, M.Si.
“Disinilah saya memanfaatkan momentum, karena saya jarang berfoto bersama. Di kesempatan ini saya ingin membuktikan bahwa sesungguhnya apa yang selama ini bukan aslinya. Tapi aslinya di sini,” tutur Syahruddin Hattab usai membacakan orasi ilmiah.
Pencapaian ini diakui Syahruddin Hattab memang sudah direncanakan dengan istrinya. Bermula dari keduanya menjalankan studi S3 muncul komitmen, motivasi dan spirit untuk berusaha dan berjuang bersama melalui proses kesulitan masing-masing, hingga bisa sampai dititik kesuksesan bersama.
“Alhamdulillah, prosesnya panjang. Karena tulisan kita itu tidak langsung diterima, tetapi melewati proses seleksi. Dan saya punya jurnal itu diterbitkan di immoral salah satu penerbit di dunia yang hanya menerbitkan 40 judul dalam satu tahun. Itu sangat selektif dan membutuhkan waktu dua tahun,” bebernya.
Pencapaian yang diraih oleh sang istri Daswati, juga katanya menimbulkan banyak pertanyaan. Khususnya dalam membagi waktu bagi keluarga dan juga bagi prosesi penyelesaian tulisan karya ilmiahnya. “Sebenarnya dalam rumah tangga itu kita (ibu rumah tangga, red) harus mampu membagi waktu, terutama akademik, dimana tugas kita adalah tri dharma yang melakukan penelitian, pengabdian, pendidikan semuanya harus dilewati. Namun dalam hal ini tidak diabaikan kewajiban sebagai ibu rumah tangga,” ungkapnya.
Menurut Daswati, untuk meraih suatu cita-cita pengertian dari keluarga adalah kunci keberhasilannya. Setelah resmi diterima dalam anggota dewan profesor di Untad, keduanya akan mengabdi dan memberikan ide serta gagasan untuk menjalankan tri dharma perguruan tinggi dengan baik.
“Selain itu, hadirnya kita juga di sini ingin memotivasi kepada dosen-dosen lain agar mereka juga mencapai tingkat jabatan tertinggi bagi dosen yaitu guru besar,” pesannya.
Dengan ketambahan 10 profesor baru ini, Untad kini telah memiliki 65 orang profesor. Adapun 65 profesor di Untad, tersebar masing-masing FKIP 11 orang, FISIP 6 orang, Fakultas Ekonomi 8 orang, Fakultas Hukum 1 orang, Fakultas Kehutanan 3 orang, Fakultas Pertanian 20 orang, Fakultas Peternakan dan Perikanan 8 orang, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 0 orang, Fakultas Teknik 3 orang, Fakultas Kesehatan Masyarakat 2 orang, serta Fakultas MIPA 3 orang.
Ketua Dewan Profesor Untad, Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D, dalam sambutannya, mengucapkan selamat atas raihan gelar profesor bagi 10 profesor baru di Untad. Dirinya juga mengucapkan selamat dan apresiasi atas bertambahnya jumlah anggota Dewan Profesor Untad.
Prof. Mery dalam kesempatan tersebut juga mendorong agar dosen-dosen di Untad yang telah meraih gelar doktor, tidak berhenti pada capaian tersebut dan meninggalkan zona nyaman untuk meraih gelar profesor.
Sementara itu, Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP, mengatakan, pihaknya mengapresiasi capaian 10 dosen yang meraih gelar profesor di Untad. Menurutnya, saat ini proses untuk meraih gelar profesor lebih sulit dari sebelumnya.
“Saya mengapresiasi capaian ini, karena untuk mencapai gelar profesor ini tidak semudah dulu. Untuk itu juga, pihak kampus harus merumuskan dengan matang kompetensi gelar profesor yang diusulkan,” ujarnya.
Prof. Mahfudz berharap, dengan bertambahnya jumlah profesor ini semakin meningkatkan kualitas Untad. Dirinya juga mengatakan, selama periode kepemimpinannya sebagai rektor, Untad ketambahan 25 orang profesor.
Orasi ilmiah dan penerimaan anggota Dewan Profesor kali ini, menghadirkan 10 profesor baru. Mereka masing-masing Prof. Dr. Daswati, M.Si dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untad, dengan judul orasi ilmiah Dampak Psychological Capital Terhadap Karir dan Kinerja Pada Organisasi Publik, Prof. Dr. Ir. Hafsah, M.Sc dari Fakultas Peternakan dan Perikanan (FAPETKAN), dengan judul orasi ilmiah Optimalisasi Penggunaan Bahan Pakan Lokal pada Industri Pakan Ternak Unggas di Sulteng, Prof. Anang Wahid M. Diah, M.Si., Ph.D dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dengan judul orasi ilmiah Polielektrolit sebagai Dopan Material Konduktif Perangkat Elektronik Organik, Prof. Astija, M.Si., Ph.D dari FKIp, dengan judul orasi ilmiah Peran Tumbuhan dan Bioteknologi Tumbuhan dalam Mengantisipasi Pemanasan Global dan Mengatasi Pemenuhan Kebutuhan Pangan, Prof. Ir. Ramlan, MP dari Fakultas Pertanian (FAPERTA), dengan judul orasi ilmiah Tantangan dan Inovasi Pengembangan Evaluasi dan Konservasi Lahan.
Selanjutnya, Prof. Dr. Naharuddin, S.Pd., M.Si dari Fakultas Kehutanan (FAHUTAN), dengan judul orasi ilmiah Integrasi Model Arsitektur Pohon Dalam Perencanaan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai serta Implikasinya Terhadap Fungsi Hidrologi dan Erosi Tanah, Prof. Dr. Ir. Ramal, M.Sc dari FAPERTA, dengan judul orasi ilmiah Potensi dan Pemanfaatan Rumput Laut dalam Mendukung Pertanian Berkelanjutan, Prof. Dr. Ir. H. Imran Rachman, MP dari FAHUTAN, dengan judul orasi ilmiah Konstruksi Pengetahuan Pembangunan Hutan Berbasis Kearifan Lokal, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ansar, MP dari FAPERTA, dengan judul orasi ilmiah Rekayasa Lingkungan Tumbuh, Salah Satu Strategi Pengembangan Tanaman Hortikultura di Luar Lingkungan Konvensionalnya, Prof. Dr. Syahruddin Hattab, M.Si dari FISIP, dengan judul orasi ilmiah Dampak Dari Toxic Leadership Terhadap Keinginan Berhenti dan Perilaku Kerja Konterproduktif di Organisasi Publik.(*)

- Advertisement -spot_img

Latest article

More articles

WeCreativez WhatsApp Support
Silahkan hubungi kami disini kami akan melayani anda 24 Jam!!