12 November 2024
25.1 C
Palu

BNPB Siapkan Strategi Penanggulangan Bencana di Kawasan Megathrust North Sulawesi

Must read

PALU – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana melaksanakan lokakarya hasil analisis pengembangan strategi penanggulangan bencana di kawasan megathrust north Sulawesi. Kamis (7/12) di salah satu hotel di Kota Palu, guna upaya menurunkan risiko dan membangun ketahanan daerah terhadap bencana dimulai dengan pemahaman potensi risiko bencana di sekitarnya.

Bank Dunia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia berusaha mewujudkan pendekatan yang lebih komprehensif untuk memperkuat ketangguhan Indonesia terhadap kejadian bencana besar melalui pelaksanaan program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP). Secara umum, IDRIP bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan Pemerintah Pusat dan daerah prioritas dalam menghadapi bencana di masa depan.

Kawasan Megathrust North Sulawesi dalam kajian ini meliputi dua provinsi dan empat kota/kabupaten, yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong untuk Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Bitung untuk Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan sejarah kejadiannya, di kawasan Megathrust North Sulawesi pernah beberapa kali terjadi gempa yang diikuti Tsunami dalam periode 100 tahun terakhir yaitu 30 Januari 1930, gempa di Pantai Barat Kabupaten Donggala yang disertai Tsunami setinggi 2 meter; 14 Agustus 1938.

Gempa berkekuatan M6 berpusat di Teluk Tambu Kecamatan Balaesang Donggala dan menyebabkan Tsunami setinggi 8 hingga 10 meter di Pantai Barat Kabupaten Donggala; 1 Januari 1996, gempa berkekuatan M7,4 berpusat di Selat Makassar sehingga mengakibatkan Tsunami di wilayah pantai barat Kabupaten Donggala dan Toli-Toli Tahun 1996, gempa mengguncang Desa Bankir, Tonggolobibi dan Donggala.

Serta mengakibatkan Tsunami setinggi 3 – 4 meter; dan 28 September 2018, Gempa sebesar 7.53Mw pada patahan Palu-Koro dengan pergerakan strike-slip memicu longsoran bawah laut sehingga menyebabkan Tsunami di Teluk Palu. Gempa yang diikuti Tsunami tersebut terjadi pada bagian Sulawesi tengah pada sepanjang sesar Palu Koro dan gempa-gempa di sekitar Pulau Sulawesi Tengah.

Analis Bencana Direktorat Pengembangan Strategi, Arsyad Iriansyah menyampaikan bahwa Indonesia merupakan wilayah dengan aktivitas kegempaan yang tinggi. Selama periode tahun 1923 – 2022, telah terjadi 423 kali gempabumi merusak dengan 41 kejadian tsunami di Indonesia. Sejarah gempa dan tsunami di bagian Sulawesi tengah pada sepanjang sesar Palu – Koro dan gempa-gempa di sekitar Pulau Sulawesi Tengah beserta lokasi episenternya dalam periode 100 tahun terakhir.

Kemudian, disampaikan juga oleh Arsyad bahwa Tsunami memiliki dampak signifikan terhadap sebuah wilayah, baik dari segi korban jiwa, kerusakan, maupun kerugian ekonomi. Untuk mengurangi dampaknya, diperlukan langkah penanggulangan yang dapat dimulai dari mengetahui bangkitan, rambatan, dan rendaman tsunami yang bisa didapatkan dari hasil pemodelan.

Selanjutnya, Direktorat Pengembangan Strategi PB BNPB, telah dilaksanakan analis pengembangan strategi PB di kawasan Banda Arc dan Molucca Sea. Dalam rangka pemenuhan Project Development Objective IDRIP BNPB, Pada tahun 2023, lokasi analisis diperluas ke 5 kawasan megathrust tsunami di 17 kabupaten/kota untuk memenuhi target prioritas Project IDRIP.

“Hasil analisis dan rencana aksi menjadi masukan RPB Provinsi/ kabupaten/ kota serta RPB desa untuk pengurangan risiko bencana tsunami menuju ketangguhan kabupaten/kota yang nantinya diintegrasikan ke perencanaan pembangunan daerah” ucap Arsyad.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah dalam hal diwakili oleh Surya Misbah Dwitama Harun, menyampaikan tentang apresiasi kepada BNPB dan dokumen hasil dapat mendorong kesiapsiagaan pemerintah daerah.

“Semoga hasil dari kegiatan ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah pusat dan daerah prioritas dalam menghadapi bencana di masa depan sehingga dapat mendorong peningkatan pengetahuan risiko, peningkatan sistem pemantauan dan layanan peringatan, peningkatan sistem dan kapasitas manajemen bencana, serta layanan peringatan dini yang tepat waktu, akurat dan inklusif” Ucap Surya.

Sekedar informasi bahwa kegiatan ini dihadiri oleh Perwakilan Kementerian/Lembaga, Kepala Pelaksana BPBD dan perwakilan OPD, di Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Utara, Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kota Bitung serta perwakilan kecamatan, Kelurahan/Desa, Forum PRB, industri dan perguruan tinggi. (who)

 

 

Latest article

More articles

WeCreativez WhatsApp Support
Silahkan hubungi kami disini kami akan melayani anda 24 Jam!!