PALU – Seorang santriwati di Kota Palu menjadi korban pelecehan seksual oleh terduga pelaku inisial AND, yang tidak lain merupakan pendiri salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Kota Palu.
Korban yang masih di bawah umur didampingi orang tuanya telah melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian dengan nomor laporan polisi LP/B/267/III/2023/SPKT/Polresta Palu/Polda Sulteng, Rabu (8/3) kemarin.
Terungkapnya tindakan asusila yang dilakukan pimpinan Ponpes tempat korban mondok, berawal saat pihak orang tua korban menerima adanya laporan dari keponakannya 7 Maret 2023 sekitar pukul 12.00 WITA, yang menyampaikan anaknya menjadi korban pencabulan oleh pimpinan Ponpes. Orang tua korban kemudian menanyakan langsung laporan tersebut ke anaknya dan korban mengakui menjadi korban pencabulan.
Bahkan pengakuan korban, pelaku sudah menyetubuhi korban sebanyak tujuh kali, sejak akhir bulan Februari 2023 hingga tanggal 4 Maret 2023 sekitar pukul 11.00 WITA.
Akibat kejadian tersebut korban mengalami sakit di bagian alat vitalnya, korban menjadi trauma dan malu.
Kapolresta Palu Kombes Pol Barliansyah dikonfirmasi membenarkan adanya laporan kasus dugaan pencabulan anak di bawah umut, dan kasusnya kini telah ditangani Satreskrim unit PPA Polresta Palu.
Kapolres masih enggan memberikan penjelasan lebih jauh, karena penyidik masih mendalami laporan korban dan sedang memeriksa pelaku. “Benar, kami sudah terima laporan dari pihak korban,” singkatnya.
Sumber Radar Sulteng di Polres Palu menyebutkan pelaku saat ini sudah diamankan beberapa jam sejak laporan pihak korban masuk di Polres Palu dan pelaku sedang menjalani pemeriksaan untuk mendalami dari laporan korban. “Penyidik sedang memeriksa pelaku di unit PPA. Selain memeriksa terkait laporan korban, penyidik juga sedang mengembangkan apakah ada korban lainnya selain korban,” ujar sumber yang menolak identitasnya ditulis. (who/ron)
