RUSAK : Salah satu sepeda motor yang diduga ikut dirusak akibat rusuh pekerja asing dan pekerja lokal di PT. GNI. (Foto. IST)
MORUT – Sejumlah video rusuh karyawan asing dan karyawan lokal ramai terserbar di group-group WhatsApp dan berbagai platform media sosial sejak, Sabtu sore hingga malam, (14/1/2023).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Sulteng, ketegangan antara dua kelompok pekerja di PT. Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara sudah terasa sejak sepekan terakhir.
Dimana sejumlah pekerja lokal beberapa kali melakukan unjukrasa menuntut jaminan keselamatan pekerja dari pihak PT. GNI pasca tewasnya dua pekerja akibat ledakan pada salah satu titik tungku pembakaran dan sejumlah kecelakaan kerja lainnya.
Selain itu juga para pekerja lokal menuntut pihak managemen PT. GNI untuk menaikkan upah kerja yang mereka nilai belum sepadan dengan risiko pekerjaan mereka.
Sumber Radar Sulteng menyebutkan, rusuh yang terjadi Sabtu sore diduga dipicu penolakan tenaga kerja asing terhadap aksi mogok yang dilakukan pekerja lokal.
Akibatnya pekerja asing yang diketahui pekerja asal Tiongkok disebut melakukan pembubaran paksa unjukrasa pekerja lokal, hingga berujung pada pemukulan terhadap salah seorang pekerja lokal. “Infonya awalnya ada pekerja lokal diduga dianiaya pekerja asing sampai akhirnya ada aksi saling serang seperti video-video yang sudah viral,” kata sumber yang minta tidak membeberkan identitasnya.
Beberapa video yang diterima redaksi Radar Sulteng Sabtu malam, menampilkan sejumlah pekerja lokal seperti dalam sebuah terowongan tiba-tiba diserang kelompok diduga pekerja asing dengan membawa sejumlah benda keras seperti besi. Melihat sekelompok orang menuju kelompok pekerja yang mengendarai sepeda motor membuat berlarian sampai meninggalkan sepeda motor mereka.
Bahkan ada pekerja perempuan yang sempat menjelaskan situasi mereka akibat adanya aksi anarkis dan beberapa saat kemudian pekerja perempuan itu tampak didatangani seorang pria yang terdengar menggunakan bahasa asing diduga bahasa Tiongkok.
Sementara Kapolres Morowali Utara (Morut) AKBP Imam Wijayanto yang coba dikonfirmas Radar Sulteng belum berhasil mendapatkan penjelasan terkait simpangsiurnya infomasi yang tersebar rusuh pekerja asing dan pekerja lokal di PT. GNI.
Dihubungi via WhatsApp Kapolres Morut yang baru saja dilantik beberapa hari itu belum tersambung alias nomor WAnya belum aktif.
Upaya konfirmasi ke pihak PT. GNI pun tidak berhasil mendapat penjelasan situasi terkini pasca informasi rusuh tenaga kerja asing dan tenaga kerja lokal. Dihubung via WhatsApp HRD PT GNI Yana belum bisa memberikan keterangan. “Selamat malam pak, mohon maaf pak terkait kondisi terkini belum bisa diberi penjelasan,” tulisnya melalui pesan WhatsApp. (ron)