PEMILU DAMAI : Suasana deklarasi Pemilu Damai yang digelar Forum Pemuda Kaili Bangkit (FPKB) Sulteng, Jumat malam, (15/12/2023).
PALU – Dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan diantara kerukunan umat beragama, Forum Pemuda Kaili Bangkit (FPKB) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar Deklarasi Damai pada Jumat malam (15/12/2023), di salah satu tempat wisata di Kota Palu.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata dalam memperkuat silaturahmi dengan seluruh umat beragama di kota palu yang penuh dengan keberagaman ras, suku, agama dan budaya. itulah sebabnya kegiatan deklarasi damai kali ini, melibatkan semua tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan sejumlah ormas yang disatukan dalam satu bingkai keberagaman Bhineka Tunggal Ika. Sejalan dengan tema kegiatan ini, Mari kita pererat tali silaturahmi antar umat beragama yang dituangkan dalam Bahasa Kaili “Damai kita mosanfu Rara mosanfu Dala membangun ngata Sulawesi Tengah”.
Makna dari kalimat tersebut sangat mencerminkan adanya persatuan yang dilakukan oleh masyarakat Suku Kaili yang senantiasa mengajak seluruh umat dari berbagai suku, agama dan sejumlah ormas untuk saling menjaga keamanan, membangun kebersamaan dan menciptakan kedamaian di Tanah Kaili khususnya di Kota Palu yang dihuni oleh beragam suku dan agama serta beragam budaya.Dikesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Tengah yang diwakili Asisten I, Dr.Fahruddin Yambas MSi menyampaikan apresiasi kepada FPKB Sulteng yang telah menggagas kegiatan deklarasi ini agar menjadi perekat persatuan dan kesatuan dengan mempererat silaturahmi antar suku, agama dan beragam etnis budaya dan ormas yang ada di Kota Palu agar senantiasa hidup rukun dan damai ditengah keberagaman.
”Forum Pemuda Kaili Bangkit yang memprakarsai kegiatan ini yang menurut kami sangat positif. Dengan memperkuat silaturahmi antar tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan sejumlah ormas, dapat meningkatkan kerukunan antar umat beragama, memperkuat persaudaraan diantara kita. Dimana Kota Palu terdiri dari kemajemukan suku, ras dan agama yang menjadi kebanggaan kita. Namun disatu sisi kemajemukan ini juga bisa menjadi ancaman bagi bangsa sehingga perlu adanya sikap saling menjaga dan saling menghargai denganmenjaga persatuan sebagai satu bangsa dan satu tanah air. Untuk itu, melalui silaturahmi ini saya mengajak masyarakat untuk hidup berdampingan dalam kerukunan sehingga mampu mengatasi berbagai masalah yang bisa memecah belah bangsa,” ujar Gubernur melalui sambutan tertulis yang dibacakan Fahruddin Yambas, mantan Kepala Kesbangpol Provinsi.
Dari tokoh agama Budha, Suyono juga menyampaikan terima kasihnya kepada FPKB Sulteng yang telah menginisiasi kegiatan deklarasi ini dengan mempersatukan seluruh umat beragama yang ada di Palu tanpa memandang adanya perbedaan untuk duduk bersama dalam upaya menciptakan kedamaian dan keharmonisan antar umat menuju pemilu damai di 2024.
Hal yang sama juga disampaikan dari tokoh agama Hindu, Made Lungayasa. ” Kami dari Umat Hindu sangat berterima kasih kepada FPKB Sulteng, yang telah mengundang kami diacara yang sangat baik ini,” kata Made Lungayasa.
Sesuai ajaran Hindu, ada yang namanya dharma agama dan dharma negara. Dan sudah final bagi umat Hindu untuk menegakkan komitmen kebangsaan dan menjaga kedamaian diantara umat.
” Sehubungan dengan itu kami bisa melaksanakan kegiatan agama ketika ada kedamaian. Tentunya ini juga menjadi komitmen bagi kami untuk menciptakan pemilu damai,” kuncinya.(*/ron)