’’Tolong diluruskan informasinya ya. TKA yang diserang duluan, lalu terjadi bentrok.”
MOROWALI UTARA – Sebanyak 17 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Sabtu (14/1). Mereka diduga melakukan perusakan aset dan inventaris milik PT GNI di Desa Bunta, Morowali Utara (Morut).
Kabidhumas Polda Sulteng Didik Suparnoto menyampaikan, terdapat dua pekerja yang meninggal dalam kerusuhan berujung bentrok itu. Mereka adalah pekerja asal Tiongkok berinisial XE (30), dan pekerja asal Pare-Pare, Sulawesi Selatan, berinisial MS (19). ’’Situasi di lokasi kejadian sampai saat ini relatif aman dan terkendali. Personel TNI-Polri melakukan pengamanan di lokasi-lokasi strategis PT GNI,” ungkapnya kepada Radar Sulteng kemarin (16/1).
Bupati Morut Delis Julkarson Hehi menduga, kerusuhan itu dipicu oleh provokator yang membawa agenda-agenda tertentu. Delis membantah isu bahwa kerusuhan yang ditandai dengan perusakan, pembakaran, dan penjarahan tersebut dipicu penganiayaan oleh tenaga kerja asing (TKA) terhadap TKI. ’’Tolong diluruskan informasinya ya. TKA yang diserang duluan, lalu terjadi bentrok. Di tengah bentrok ini, ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan perusakan dan penjarahan di asrama karyawan putri TKI,’’ ujarnya.
Manajer HRGA PT GNI Muknis Basri Assegaf berterima kasih atas kesigapan aparat dalam menangani kasus itu sehingga situasi dapat segera dikendalikan dan dinormalisasi. ’’Kami berharap bisa beroperasi kembali secara normal dalam beberapa hari ke depan,’’ ujarnya. Dia meminta dukungan para Kades di lingkar tambang untuk menyosialisasikan kepada warga agar dapat menjaga kondusivitas di GNI. ’’Saya melihat orang-orang yang melakukan tindakan anarkisme itu bukan karyawan yang berasal dari desa-desa lingkar tambang, tapi dari luar. Entah dari mana mereka,’’ ujar Muknis.
Dari Jakarta, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menjelaskan, bentrokan antara TKA dan TKI di GNI bermula dari ajakan mogok kerja. Namun, yang menjadi viral adalah seolah-olah ada pemukulan TKA kepada TKI. Isu tersebut akhirnya memicu aksi penyerangan kepada TKA. Dia menjelaskan, di lokasi tambang ada 1.300 TKA dan 11.000 TKI. Tugas TKA adalah menangani hal yang bersifat teknis dan transfer knowledge. ’’Saat ini personel pengamanan yang telah diturunkan kurang lebih 548 orang dan akan kita tambah lagi 2 SSK Brimob dari pusat,” katanya. (lyn/ham/who/c6/oni)