PALU – Senator Sulteng Abdul Rahman Thaha (ART) yang dilaporkan seorang wanita bernama Yenny Yus Rantung atas dugaan penganiayaan memberikan klarifikasi.
Dikonfirmasi Radar Sulteng melalui pesan WhatsApp, anggota DPD RI dapil Sulteng ini mengungkapkan, semua tudingan yang disampaikan Yenny Yus Rantung adalah pembunuhan karakter yang ditunggangi kepentingan politik.
Bahkan ART menduga ada sosok atau kelompok di belakang Yenny Yus Rantung yang mendorong isu ini untuk ramaikan di publik.
“Saya ini sudah biasa dengan hal-hal seperti ini. Ini pembunuhan karakter untuk menghabisi saya, syarat kental dengan politik. Tapi saya sadari itu dan tentu saya tidak tinggal diam,” tulis Abdul Rahman Thaha, Sabtu (21/10/2023).
Dengan pemberitaan yang sedang ramai untuk menyudutkan dirinya, tidak akan menghentikan pengabdiannya sebagai Senator kepada masyarakat Sulteng.
“Biarkan saja. Nanti hukum yang buktikan siapa yang bersalah,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Senator Abd Rachman Thaha atau yang dikenal dengan ART dilaporkan ke Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) atas dugaan penganiayaan.
Laporan dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh ART kepada seorang perempuan bernama Yenny Yus Rantung.
Melalui Ketua Tim Kuasa Hukum Yenny Yus Rantung, Rifaldi Pattalau menjelaskan laporan mereka ke pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulteng sudah diterima.
Dia yakin bahwa pihak penyidik Polda Sulteng bekerja secara serius dan profesional dalam menangani laporan mereka.
“Pemeriksaan mulai dari tingkat penyelidikan maupun penyidikkan transparan akuntabel,” ujar Rifaldi dalam konferensi pers di di Kota Palu, Jumat (20/10/2023).(***)