PALU – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tadulako (Untad) gerak cepat, untuk merespon pemberitaan yang menulis ihwal adanya oknum dosen yang diduga meminta pungutan kepada salah seorang mahasiswa, saat meminta remedial guna perbaikan nilai dengan melakukan rapat terbatas.
Oknum Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan FEB Untad berinisial M tersebut, diduga meminta sejumlah uang serta bahan dapur seperti beras, minyak goreng dan telur ayam serta minta diisikan pulsa listrik. Kata M dalam percakapan WhatsApp yang diterima media ini, hal itu sebagai bentuk amal ibadah. Beruntung, dalam kejadian ini belum terjadi transaksi.
“Beli beras 10 Kg, telur sama minyak goreng untuk tetangganya ibu yang lalu. Melati (bukan nama sebenarnya) isikan pulsa listriknya. Ibu tidak mau kasih kau tugas lagi. Bagaimana? Sambil kau dapat amal,” tulisnya dalam chat WhatsApp.
FEB Untad kemudian merespon informasi yang beredar tersebut. Civitas akademika langsung menggelar rapat yang dipimpin Dekan FEB Untad, Ikbal, Rabu (21/12) pagi. “Kami telah melakukan pertemuan dengan seluruh unsur pimpinan untuk menindaklanjuti pemberitaan yang beredar. Dosen yang bersangkutan telah kami panggil dan akan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku,” tegas Ikbal.
Wakil Dekan III FEB Untad, Haerul Anam, menambahkan bahwa pihaknya juga telah memanggil dan meminta keterangan dari mahasiswa yang bersangkutan. Meski belum terjadi transaksi, FEB Untad akan terus mengawal kasus ini agar penyelesaiannya sesuai dengan pedoman perguruan tinggi.
Haerul pun menegaskan, pihaknya memastikan tak segan-segan untuk menindak segala bentuk pungutan dengan alasan nilai. “Belum ada transaksi antara oknum dosen dan mahasiswa tersebut. Namun kami langsung mengambil langkah-langkah penindakan, ini akan kami tindaklanjuti. Jika terbukti adanya pelanggaran, maka akan dikenakan sanksi,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang mahasiswa mengaku dimintai uang oleh oknum dosen. Praktik berbau gratifikasi ini terjadi ketika Melati meminta perbaikan nilai untuk mata kuliah tertentu. “Saya menghubungi dosen meminta perbaikan nilai karena ada pertemuan kelas yang tidak saya hadiri,” kata dia.
Anehnya, mahasiswa yang senasib dengannya mendapat kesempatan dan diberikan tugas susulan. Sementara Melati, alih-alih mendapat tugas pengganti seperti temannya yang lain, dirinya justru dimintai uang jika ingin mendapatkan nilai.
Dalam percakapan WhatsApp, sang dosen meminta dibelikan sejumlah barang seperti beras 10 kilogram, telur dan minyak goreng. “Saya tidak bisa penuhi keinginannya karena belum memiliki uang. Kalau pun ada, saya tetap meminta tugas karena itu tanggung jawab saya sebagai mahasiswa. Tapi permintaan itu ditolak,” imbuhnya.
“Ini sudah kedua kali, katanya sekaligus beramal. Saya maklumi jika tidak bisa mengulang karena kewajiban saya selama perkuliahan saya tidak terpenuhi. Tetapi kenapa ada syarat lain di luar tugas tertulis untuk bisa memperoleh nilai,” pungkasnya.(*/ril)