PALU – Pelayanan di KM Sabuk Nusantara 89 tujuan pelayaran Samarinda – Donggala tepatnya pada 23 Maret 2023 lalu, dikeluhkan salah seorang penumpang karena terdapat dugaan adanya pungutan liar atau Pungli.
Warga asal Kabupaten Sigi yang tidak ingin namanya dikorankan ini mengaku bahwa sesuai jadwal keberangkatan KM Sabuk Nusantara 89 berlayar pada pukul 06.00 WITA pagi pada 23 Maret 2023 dari Samarinda, dan tiba pada 24 Maret 2023 pukul 06.00 WITA di Donggala.
“Saya berlayar dari Samarinda ke Donggala,” singkatnya kepada Radar Sulteng, Jumat (24/3).
Lanjutnya, loket bayar tiket untuk pemberangkatan pada 23 Maret 2023 itu sudah ditutup pada 22 Maret 2023 tepat pukul 23.00 WITA. Sedangkan banyak penumpang datang pada pukul 00.00 WITA hingga pukul 05.00 WITA yang secara otomatis tidak bisa membeli tiket resmi.
“Info dari kru Kapal kalau menunggu saja pada saat pemeriksaan tiket baru bayar. Ternyata itu adalah jebakan untuk terjadinya Pungli,” kata warga inisial S ini.
Pasalnya kata S, saat pemeriksaan tiket pukul 20.00 WITA sampai 22.00 WITA 23 Maret 2023. Penumpang yang tidak membeli tiket resmi dikenakan pembayaran Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. “Padahal tarif resmi Samarinda – Donggala hanya Rp 18.600. Jika dikenakan pinalti karena tidak membeli tiket resmi, tidak ada aturan kapal, berapa persen dendanya. Dari Rp 18.600 membengkak ke Rp 50 ribu, berarti lebih 100 persen,” keluhnya.
S menyesalkan tidak adanya peraturan dari Manajemen Kapal Sabuk Nusantara 89 terkait berapa jam sebelum berangkat loket tiket ditutup. Sehingga dirinya beranggapan loket ditutup pukul 23.00 WITA itu hanyalah akal-akalan pegawai kapal yang dianggap jebakan.
“Walaupun tanpa tiket, penumpang dan pengantar bebas masuk sepanjang malam hingga pagi,” sebutnya.
Dia menambahkan, penumpang yang membayar tiket saat pemeriksaan juga tidak tercatat di data manifes kapal. “Kalau terjadi kecelakaan kapal, dipastikan sulit teridentifikasi korban serta tidak terdata untuk mendapatkan asuransi kecelakaan,” tutupnya. (acm)
