PAPARKAN : Tenaga Ahli Utama Kantor Sekretariat Presiden (KSP), Abraham Wirotomo (kiri) didampingi Staf Khusus Menteri Pertanian RI, Yesia Erik Tamalagi, Jumat (27/1/2023) di Ruang Ekplore Wisma PLN TMII Jakarta Timur.
JAKARTA – Tenaga Ahli Utama Kantor Sekretariat Presiden (KSP), Abraham Wirotomo mengakui banyaknya data penerima bansos yang bermasalah. Karena itu para pendeta GKST yang berada dalam Klasis Pamona Utara diharap terlibat aktif membantu mengatasi masalah tersebut.
Dalam diskusi yang berlangsung di Anjungan Sulawesi Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Kamis (26/1) malam, Abraham menjelaskan tiga program utama pembangunan manusia Presiden Jokowi kepada peserta Rapat Klasis Pamona Utara.
“Stunting, pemberdayaan ekonomi dan pelatihan vokasi adalah tiga program utama pak Jokowi dalam pembangunan manusia. Saya barusan minta sama staf saya data stunting Sulawesi Tengah, dan angkanya memprihatinkan. Sebagai pimpinan gereja, bapak ibu pendeta sangat bisa membantu pemerintah untuk menurunkan angka stunting di jemaat,” kata Abraham.
Misalnya, lanjut Abraham memberi contoh, jika melihat warga jemaat yang hamil rajin rajin diingatlan untuk selalu memeriksakan diri ke Puskesmas.
“Selalu ingatkan untuk periksa darah, cek darah sampai USG di Puskesmas. Cek darag ini penting untuk deteksi dini apakah bayi dalam kandungan mengalami anemia atau tidak. Setiap puskesmas wajib melakukan ini kepada para ibu hamil. Bahkan belum lama pak presiden memerintahkan menteri kesehatan agar setiap puskesmas wajib memiliki alat usg. Kalau puskesmas ditempat bapak ibu pendeta belum memiliki alat tersebut segera laporkan kepada saya agar kami bisa segera tindaklanjuti. Ini tidak main main,” jelas Abraham.
Dalam diskusi yang berkembang, sejumlah pendeta menggambarkan berbagai persoalan yang sering mereka temukan dan bertentangan dengan apa yang menjadi program presiden seperti penerima bansos yang tidak semestinya atau program yang hanya dijadikan proyek oleh pelaksana dilapangan.
“Informasi seperti inilah yang kami butuhkan, karena memang harus diakui kita tidak bisa mengecek kondisi riil lapangan dari setiap program. Sekarang sudah jaman informasi bisa dilakukan melalui handphone atau aplikasi. Untuk bansos ada aplikasi cek bansos di android, dan data terakhir itu kita menemukan 1,5 juta warga yang seharusnya tidak layak menerima bansos. Atau paling mudah adalah mengambil gambar foto atau video untuk dikirim langsung ke saya, nomor hp dan wa saya ada sama panitia nanti tolong disebar ke bapak ibu pendeta,” tegas Abraham.
Demikian juga dengan masalah lainnya, Abraham membuka diri untuk menerima laporan dari Pamona Utara agar program program Presiden Jokowi benar benar bisa terkawal dengan benar di lapangan.
Sidang Klasis Pamona Utara sendiri berlangsung, Jumat (27/1/2023) di Ruang Ekplore Wisma PLN TMII Jakarta Timur diikuti 75 peserta.
“Diskusi seperti ini sengaja kita adakan agar para peserta mendapat wawasan tambahan dan gambaran utuh tentang apa yang dilakukan pemerintahan pak Jokowi di tahun 2023. Kami bersyukur pihak Kantor Sekretariat Presiden merespon baik keinginan panitia,” kata Pdt. Pinehas Djenjengi selaku Gembala Jemaat GKST Gloria Jakarta yang ditunjuk sebagai panitia pelaksana rapat klasis tahun 2023.(*/ron)