SIGI-Proyek Construction of WaterDistribution Pipe and House Connenection Zone 3 and Zone 4 ini Palu Regency dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dimenangkan oleh PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Jln. Letjend TB Simatupang No. 57 Pasar Rebo-Jakarta Timur (Kota) –DKI Jakarta 01.001.6317-093.000 dengan nilai kontrak Rp 155.424.228.000,-
Dari penelusuran Radar Sulteng di lapangan, Sabtu (27/05/2023), tampak proyek ini belum bisa dikatakan mencapai 30 persen. Sebab, masih begitu banyak terlihat secara massif di beberapa titik lintasan pipa belum semuanya tersambung. Bahkan di pusat kegiatan di bendungan Gumbasa tampak masih banyak pipa belum terkoneksi atau tersambungkan.
Bahkan berdasarkan pantauan ada beberapa pipa yang sudah rusak pecah yang diletakkan di pinggir jalan.
Di beberapa titik misalnya di Desa Pandere, Kalawara, Lambara dan di Sibalaya masih terlihat pipa berukuran besar belum terkoneksi.
Di beberapa bagian penting lainnya hingga merayap masuk hingga ke Watunonju, Oloboju, Bulupountu, hingga Pombewe, dan Desa Mpnau dan Loru di Kecamatan Biromaru belum terpasang, apalagi tersambung.
Beberapa pekerja lapangan masih terlihat bekerja dengan menggali dan menyambung pipa di kawasan kota di Pombewe dan di Desa Loru hingga di perbatasan Kabupaten Sigi dengan Kota Palu, di Jalan Karanja Lemba.
Selain membentangkan pipa di jalur yang direncanakan terkoneksi juga ada dibangun semacam bendungan mini di beberapa jalan utama di Kabupaten Sigi, semisal di antara Desa Kalawara dan Desa Lambara Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi.
Seperti diketahui, proyak SPAM Pasigala ini sempat bermasalah, dengan munculnya kasus dugaan korupsi di tubuh pengelola Proyek dari Kementerian PUPR. Sejumlah terduga kasus dugaan korupsi ini telah berurusan dengan Aparat penegak Hukum (APH) di tahun 2021, namun kasus ini seperti “mengendap” dan tidak jelas lagi.
Radar Sulteng pernah melakukan investigasi soal dugaan korupsi dimega proyek SPAM Pasigala, di tahun 2017 yang lalu, tetapi kasus ini banyak pihak tertentu yang “pasang badan” dengan argumentasinya bahwa kerusakan instalasi pipa di proyek SPAM Pasigala kerusakannya bukan karena teknis tetapi disebabkan oleh terjadinya bencana alam gempa bumi dan likuifaksi yang terjadi pada 28 September tahun 2018.
Kini proyek ini kembali lagi dikerjakan untuk kedua kalinya di tahun 2022-2023 dengan gelontoran dana yang cukup besar. Dengan harapan proses produksi pertanian di Kabupaten Sigi dan sekitarnya sudah harus bergerak dan lahan pertanian warga yang mengandalkan aliran air dari proyek SPAM Pasigala bisa kembali diolah. Didahului dengan perbaikan instalasi pipanisasi di proyek SPAM Pasigala. Yaitu bernama rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur airt bersih dan kebutuhan pertanian masyarakat.
Sampai dengan berita ini diterbitkan belum didapatkan penjelasan dari pihak-pihak terkait dalam proyek ratusan miliar tersebut. (mch)