PALU – Ketua Presidium PP Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), I Putu Yoga Saputra dihadapan Presiden Joko Widodo menyampaikan tiga keresahan yang dialami saat ini, salah satunya adalah keresahan naiknya biaya kuliah.
Hal itu disampaikan, I Putu Yoga Saputra dalam sambutannya pada kegiatan pembukaan Kongres ke-13 KMHDI, Rabu (8/8/2023).
Menurutnya, tema kongres KMHDI ke-13 “Menuju Indonesia Maju, bersepakat Indonesia maju menjadi cita-cita bersama”.
Untuk mencapai Indonesia Maju tidak bisa tercapai dalam jangka pendek harus ada gran desain jangan panjang, sehingga kebijakan strategis yang dibuat tidak gonta ganti kebijakan lain. Ketika ganti pemimpin ganti kebijakan lain, akhirnya masyarakat menjadi bingung.
“Kami dari KMHDI mencetuskan ide ini agar menjadi turunan gerakan-gerakan untuk mengawal pembangunan nasional,” katanya.
KHHDI mengapresiasi kepada Presiden Joko Widodo yang sebelumnya telah menerima langsung pengurus pusat KHMDI di Istana Merdeka dan bersedia hadir membuka kegiatan Kongres Kongres ke-13 KMHDI yang dilaksanakan di Kota Palu. “Kemarin saya sangat bahagia juga bisa diterima bapak Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Di antara lembaga-lembaga Hindu baru lembaga KMHDI yang diterima secara formal. Bisa kita aplos dulu bapak Presiden, luar biasa,” ujarnya.
Ini menjadi simbolis bahwa bapak Presiden Joko Widodo sangat peduli terhadap keberlangsungan anak muda anak-anak bangsa.
Selanjutnya I Putu Yoga Saputra menyampaikan aspirasi, yakni, ada tiga keresahan tentang pendidikan di Indonesia, yang pertama dari aspek akses pendidikan.
Dari data Kemendikbud ada 3,6 juta lulusan SMA, sedangkan yang bisa terserap di perguruan tinggi itu hanya 1,6 juta. “Kita ini akan menyongsong bonus demografi, secara kuantitatif anak-anak muda akan selalu bertambah. Diharapkan bagaimana bersama-sama menyelesaikan masalah ini, agar akses pendidikan bisa didapatkan semua anak bangsa kita,” terangnya.
Kemudian keresahan yang kedua, Ada kenaikan rata-rata biaya kuliah. Data pertahun biaya kuliah, naiknya 13 sampai 15 persen. Hal ini keresahan yang harus kita antipasti secara bersama. Yang ketiga, 80 persen tenaga kerja kita tidak sesuai bekerja dengan jurusannya. Olehnya apa yang sudah dilakukan bapak Jokowi hari ini, yakni, pembangunan insfratruktur, pembangunan fasilitas umum adalah pondasi dasar.
Disisi lain juga penguatan SDM harus menjadi poin utama. “Dihadapan pimpinan Universitas Tadulako saya juga menyampaikan tema pendidikan agar bisa kita selesaikan bersama. Agar menjadi perhatian bersama untuk kemajuan pendidikan anak bangsa,” pungkasnya. (ron)