MAKASSAR – Capres 2024, Ganjar Pranowo menegaskan jika pembangunan Indonesia bagian Timur menjadi salah satu program prioritas pemerintahan ke depan. Dua hal yang menjadi faktor utama Ganjar adalah membangun sumber daya manusia unggul dan mengoptimalkan sumber daya alam yang melimpah.
Hal itu disampaikan Ganjar saat menghadiri acara Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muda Indonesia (ICMI) di Makassar, Sabtu (4/11). Di hadapan para cendekiawan muslim seperti Prof Jimly Asshsiddiqiy, Prof Teuku Abdullah Sanny, Dr Ilham Habiebie, Ketua Umum ICMI Arif Satria dan ratusan cendekiawan muslim lainnya, Ganjar hadir untuk memaparkan visi misinya membangun Indonesia.
“Pembangunan sumber daya manusia unggul adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045. Caranya adalah dengan pendidikan,” ucap Ganjar.
Berbicara tentang pendidikan, Indonesia Timur lanjut Ganjar memang belum mendapat fasilitas yang memadai sampai saat ini. Masih banyak daerah yang kekurangan sekolah, bahkan hanya ada lima perguruan tinggi di Indonesia Timur yang terakreditasi unggul.
“Maka harus ada peningkatan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan yang memadai di Indonesia Timur, agar anak-anak kita mudah mengakses pendidikan. Melihat fakta-fakta ini, maka penting bagi negara melakukan tindakan afirmasi untuk peningkatan SDM di wilayah Timur,” tegasnya.
Tindakan afirmasi itu lanjut Ganjar dilakukan dengan menggelontor anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur pendidikan. Juga, tindakan lain seperti pemberian beasiswa bagi mereka yang berprestasi untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
“Maka salah satu program kerja saya adalah satu keluarga miskin satu sarjana. Dengan program itu, maka SDM di Indonesia khususnya wilayah Timur akan unggul, sekaligus untuk memutus rantai kemiskinan di masyarakat. Karena kami yakin, kemiskinan hanya bisa diselesaikan melalui pendidikan,” tegasnya.
Selain membangun SDM unggul, optimalisasi sumber daya alam di wilayah Timur Indonesia juga harus dilakukan. Selama ini, Indonesia Timur terkenal sebagai pemasok mineral terbesar di dunia.
“Itu baru beberapa saja, misalnya emas, nikel dan lainnya. Padahal masih banyak potensi SDA yang belum tersentuh, khususnya di bidang energi baru terbarukan,” jelasnya.
Maka ia mengatakan akan memprioritaskan pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui green energy dan blue energy. Di bidang blue energy misalnya, potensi Indonesia Timur dengan wilayah kepulauan dengan laut yang sangatlah besar jika dikelola dengan baik.
“Kita bicara soal penangkapan ikan, mineral yang terkandung di dalamnya, pariwisata, blue carbon credit dan lainnya. Untuk fishing saja, dari total 77 persen wilayah laut Indonesia, baru berkontribusi sekitar 7,6 persen untuk GDB. Belum bicara potensi blue carbon credit yang itu bisa mencapai 3.540 triliun,” jelasnya.
Di sektor green energy, banyak sumber daya yang ada di wilayah Timur Indonesia yang belum digarap. Ia mencontohkan, potensi bauran EBT di Sulawesi Barat sebesar 23,6 persen, Sulawesi Selatan 27,6 persen, Gorontalo 18 persen dan Maluku 33 persen.
“Kalau itu dikelola, selain pendapatan negara bertambah, juga bisa menyerap lapangan pekerjaan sekitar 3,7 juta orang. Maka ini gedhe banget dan harus segera dioptimalkan,” pungkasnya.
Paparan Ganjar itu mendapat apresiasi dari kalangan cendekia anggota ICMI. Mereka bertepuk tangan dengan kencang sambil beberapakali ada yang berteriak Ganjar pasti bisa mewujudkan itu.
“Pemaparan luar biasa dari pak Ganjar. Pak Ganjar benar, Indonesia Timur memang butuh tindakan afirmatif. Dan tentang pengelolaan SDA juga sangat tepat, karena Indonesia Timur memiliki harta karun luar biasa. Oleh karena itu, presiden ke depan harus paham soal ini,” ucap Wakil Ketua Umum ICMI, Prof Teuku Abdullah Sanny. (jpg)