PALU-Pemanasan global akhir-akhir ini yang kita rasakan adalah akibat dari mangkin menipisnya hutan tropis akibat dari eksploitasi hutan, sehingga terjadi peningkatan panas yang kita rasakan. Karena tidak ada lagi hutan yang menahan ketika turun hujan dan masih banyak lagi dampak ketika hutan sdh tipis.
Untuk itu pentingnya menjaga hutan disetiap kabupaten di daerah dengan mengalokasikan anggaran minimal Rp 1 miliar satu kabupaten, sehingga 13 kabupaten ditambah provinsi Rp 2 miliar sehingga ada Rp 15 miliar biaya untuk menjaga mengedukasi monitoring hutan kita dari oknum tidak bertanggung jawab.
Ini adalah kewajiban pemerintah daerah untuk daerah nya sendiri. Hutan dan segala isinya adalah karunia yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat terutama yang dipinggir hutan, contoh kayu usaha ini adalah usaha seumur hidup ketika pengusahanya pentingnya menanam kembali kayu, bukan berarti pengusahanya dimatikan, tapi dia harus menanam kembali kayu-kayu tersebut.
Pemerintah harus membuat regulasi agar pengusaha bertahan hidup dengan usahanya dengan harus menanam kayu inssa Allah usaha sepanjang masa turun temurun sampai berakhirnya dunia ini. Kami dari PPIHH mengajak memikirkan agar supaya usaha tersebut dapat dibintangi secara cerdas. Inti dari harapan kita semua agar hutan tetap kita pertahankan pengusaha dapat berusaha masyarakat sejarah lingkungan hidup tetap terjaga.
Termasuk hutan yang ada sekarang ini dieksploitasi dari kebijakan yang dikeluarkan oleh departemen kehutanan untuk kepentingan pertambangan termasuk nikel, yang ada di kawasan pertambangan morowali utara morowali induk dan sekitarnya termasuk poso wuluk dan tojouna una belum lagi dari pertambangan emas yang ada di kawasan donggala tolitoli dan buol itu semua adalah ijin pinjam pakai, yang diusulkan Kementeri Kehutanan.
PPIHH sulteng menghimbau kadis kehutanan agar lebih berhati-hati harus bekerjasama dengan lingkungan hidup memikirkan masa depan hutan kita ini, intinya harus ada tanaman pengganti baik sebelum dan setelah dieksploitasi, kalau tidak habislah kita semua akibat dari penggundulan hutan kita. Sudah banyak contoh kasus yang terjadi, dan dirasakan sendiri.
“Saya melihat dari dekat, para petinggi KPH yang ada menyediakan bibit sampai 50 ribu pohon pernah/tahun namun ini proyek belum maximal, mestinya KPH fokus mengurus kayu. Biarkan tanaman pada bidangnya departemen pertanian hortikultura dia urusi seperi durian mangga alpukat, tanaman hortikultura, dan lainnya. Agar fokus dia urusi hutan. Tidak usah kemana-mana.. Ahirnya baku harap antar departemen,harus diatur kembali.
“Disinilah kepincangan kita selama ini. Belum lagi bicara potensi hutan kita dari kayu. Dari data yang disajikan oleh PPIHH tahun 2023, bahwa potensi dari target produksi rencana penebangan berasal dari PB HP, PKKNK dan PHAT sebesar 807.482,10 m3. Rata-rata realisasi produksi 5-10 persen per tahun. Semoga ini jadi kajian, “ serunya.(mch)