09 December 2024
31.4 C
Palu

Dinas Pangan Sidak Kesiapan Beras di Sulteng

Must read

PALU-Kelangkaan beras Bulog di pasaran membuat Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulewesi Tengah (Sulteng), melakukan inpeksi mendadak (sidak) disejumlah pasar modern di Kota Palu.

Tiga retail modern yang disasar Dinas Ketahanan Pangan, adalah Bumi Nyiur Swalayan di Jalan S Parman, Transmart di Jalan Sudirman dan Hypermart di Jalan Diponegoro. Sidak dilakukan pada Selasa 13 Februari 2024 dipimpin oleh Kepala Dinas Pertahanan Pangan Sulawesi Tengah, H. Iskandar Nongtji.

“Sidak yang dilakukannya untuk merespons keluhan masyarakat soal kenaikan dan kelangkaan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang disalurkan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulteng,” kata Iskandar.

Ia juga mendatangi pusat perbelanjaan modern karena keluhan yang didapatkannya, kelangkaan itu justru di outlet toko modern. Hasilnya, kata dia, dari tiga pusat perbelanjaan yang didatangi, beras bulog dengan kemasan 5 kilogram yang dibandrol seharga Rp 54 ribu tersebut tidak lagi terlihat di outlet penjualan.

“Sudah habis sejak tiga hari lalu. Kami sudah order ke Bulog tapi belum disuplai kemari,’’ ungkap Store General Manager Hypermart Palu, Dodi Rosadi, Selasa 13 Februari.

Iskandar mengatakan, tidak sepenuhnya tepat jika dikatakan ada kelangkaan beras di Kota Palu dan Sulteng. Kuota beras, katanya, cukup untuk menjamin hingga bulan Ramadan nanti.

Rosadi mengakui kenaikan beras Bulog setidaknya dipicu oleh dua hal. Pertama, konsumen diliputi kepanikan (panic buying) melihat ada kelangkaan beras di Pulau Jawa yang memicu aksi beli beras Bulog di Kota Palu. Kedua, ungkap Rosadi ada pergeseran pola konsumen yang lebih memilih membeli beras Bulog daripada beras kualitas medium dan premium.
Pasalnya, kata dia, antara harga beras premium dan beras Bulog perbedaannya di atas Rp 10 ribu lebih. Di hypermart, beras kualitas medium dan premium dibandrol di atas Rp 69 ribu untuk kemasan 5 kilogram.

Selama ini lanjut dia, konsumen beras premium cukup besar. Namun akhir-akhir ini peminat beras premium tersebut menurun dan beralih ke beras Bulog.

‘”Dulu orang liat kualitas sekarang liat harga. Bedanya juga cukup jauh,’’ jelasnya.

Pihaknya sudah mengajukan ke Bulog sejak tiga hari lalu namun sejauh ini belum ada pengiriman ke tokonya. Di Bumi Nyiur Swalayan (BNS), pemandangan yang sama juga terlihat. Outlet beras Bulog kosong dan hanya didominasi beras premium yang didatangkan dari Surabaya dan dari Parigi Moutong (Parimo).
Di BNS beras Bulog disetok hingga 700 kilogram. Ketersiapan 500 kilo dijual di BNS Pusat dan sisanya didistribusi ke BNS Cabang yang ada di Kota Palu dan sekitarnya.

“Paling lama seminggu beras Bulog ludes, setiap orang dibatasi cukup membeli 2 zak atau 10 kilogram. Sekarang sudah habis. Order sudah dikirim sejak pekan lalu. Namun hingga hari ini, suplai dari Bulog belum datang,’’ katanya sambil menunjuk tempat beras yang kosong.

Sedangkan, Kepala Bulog Sulteng Heriswan yang dihubungi, mengaku hari ini juga ia akan segera mengedrop beras ke retail modern sesuai permintaan.
“Hari ini segera didistribusikan,’’ sahutnya dari ujung telepon.

Sementara pemantauan di pasar tradisional harga beras kualitas medium menyentuh angka psikologis Rp 14 ribu per kilogram. Di Pasar Biromaru rata-rata perkilo dibandrol antara Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogramnya. Kenaikan ini juga dikeluhkan oleh sejumlah ibu.

Malam tadi, Ibu Kiken warga Jalan Abadi di Kelurahan Talise menghubungi media ini mengeluhkan kenaikan harga beras yang mencapai Rp 14 ribu per kilogram.

“Bukan main so Rp 70 ribu satu karung kecil. Tolong dulu tanyakan apa masalahnya beras naik begini,’’ keluhnya.

Karena itu, Kepala Dinas (Kadis) Pangan Provinsi Sulteng, Haji Iskandar Nongtji akan menetralisir harga pangan khususnya beras melalui operasi pasar yang akan digelar beberapa hari kedepan.(mch)

 

Latest article

More articles

WeCreativez WhatsApp Support
Silahkan hubungi kami disini kami akan melayani anda 24 Jam!!