08 December 2024
25.6 C
Palu

Prodi PPG FKIP Untad Menggelar Pemaparan dan Pameran, Hasil Proyek Kepemimpinan Mahasiswa

Must read

PALU-Program Study (Prodi) Pendidikan Profesi Guru (PPG) Proyek Kepemimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) Palu, menggelar Pemaparan dan Pameran Hasil Proyek Kepemimpinan Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I Tahun 2022, dibuka oleh Wakil Rektor (Warek) III Untad Ir. Sagaf, MP, mewakili Rektor Untad, di halaman kampus FKIP, Senin (19/06/2023).

Pembukaan disaksikan oleh Dekan FKIP Untad, Dr. Amirudin Kade, S.Pd., M.Pd, Warek IV Untad bidang Pengembangan dan Kerjasama Dr. Aiyen, M.Sc, D Ketua Senat FKIP Dr. Iskandar, Prof. Dr. Juraid, Koordinator Prodi PPG FKIP Untad Dr. Ijirina, M.Si, Ketua Pemaparan Pameran dan Hasil Proyek Kepemimpinan Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I Tahun 2022 Dr. Jamaludin, ketua-ketua Prodi, para Kepala Sekolah (Kepsek), Kepala Desa (Kades) dan Lurah, serta mahasiswa PPG Gelombang I FKIP Untad.

Pada kesempatan itu, Warek III Untad, Ir. Sagaf, MP, menyatakan sangat mendukung proyek kepemimpinan Prodi PPG. Harapannya, semoga hasil yang dikaryakan oleh seluruh mahasiswa PPG di pameran ini menjadi sesuatu inovasi baru, perlu dihargai oleh tim penilai.

“ Mungkin tim penilai hanya melihat satu sudut pandang, tetapi kita harus melihat dari berbagai sudut pandang. Semoga kesemua mahasiswa PPG Gelombang I ini bisa lulus semuanya, “ ujar Warek, Sagaf.

“ Selamat kepada FKIP yang dipercayakan kepada Dekan untuk menyelenggarakan PPG, mudah-mudahan bisa terus dilakukan yang kemudian menghasilkan lulusan profesi guru yang baik, dan diterima sekaligus diberikan gaji oleh negara, “ ucapnya.

Sedangkan Dekan FKIP, Dr. Amirudin Kade, dalam sambutannya menjelaskan bahwa mahasiswa patut bersyukur satu-satunya mahasiswa yang dibiayai oleh negara adalah Prodi PPG ini, setiap semester UKT-nya dibayar oleh negara melalui beasiswa hingga selesai. Kemudian begitu lulus akan diangkat sebegai PNS.

“Luar biasa mahasiswa PPG ini. Kalian harus bersyukur mendapatkan fasilitas dari negara seperti ini. Karena itu, ikutilah program perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya. Saya berharap 83 mahasiswa di PPG ini bisa selesai dan berhasil lulus semuanya, “ kata Dekan.

Dekan juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung mahasiswanya yang kuliah lapangan, dan kini akan memperlihatkan hasilnya dalam pameran ini.

“ Terima kasih kepada ketua-ketua komunitas, kepada Lurah, kepada Kepala Desa (Kades) yang luar biasa. Ini mata kuliah yang baru, tidak ada di S1 mata kuliah begini. Proyek kepemimpinan ini hanya ada di pendidikan profesi, yang dipesankan langsung oleh Mas Menteri. Mahasiswa harus terlibat di luar kampus, dan juga punya kepemimpinan. Itu yang paling penting, “ ujar Dekan Amirudin.

“Ini pesan mas Menteri, sehingga munculah mata kuliah ini yang namanya mata kuliah Proyek Kepemimpinan. Karena itu tidak boleh main-main. Bahan kuliah ini diakhiri dengan pameran. Ini kelebihannya mata kuliah ini, “ tandasnya lagi.

Dekan juga menjelaskan, pihaknya sudah didukung oleh Rektor Untad untuk menggunakan dana PPG. Dari kegiatan kerjasama Untad. Gunakan dana PPG dengan full.

“ Ini bisa terlaksana bila ada kerjasama, terutama program study. Dimana program study bukan hanya PPG. Program PPG kita berikan untuk dia kelola dananya. Program study lain kita beri dana, untuk berkegiatan akademik. Karena itu tunjukan pengelolaan pendidikan yang berkualitas, “tegasnya.

Sementara itu, dalam laporan Koordinator Prodi PPG FKIP Untad, Dr. Ijirina, dijelaskan bahwa kegiatan proyek kepemimpinan ada dua, proyek I adalah membuat proposal, proyek II memaparkan produk mereka, hingga memaparkan karya hasil praktik lapangan di pedesaan dan kelurahan. Memiliki tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang mengikuti program ini.

Tujuan proyek kepemimpinan ini, pertama, mengharapkan mahasiwa mampu mengimplementasikan dan mengkomunikasikan proses serta hasil proyek dengan menerapkan prinsip keputusan dan inovasi berbasis data/fakta/kenyataan tentang kekuatan/potensi komunitas.

Kedua, menerapkan prinsip perencanaan pengelolaan proyek yang komprehensif, relevan, dan kontekstual. Ketiga, menerapkan prinsip pemaparan laporan yang efektif dan efisien. Keempat, prinsip storytelling dan rasa syukur (apresiatif) dalam refleksi setiap anggota terkait proses dan hasil kerja kelompok.

Dikatakannya, empat rumpun PPG dibimbing langsung oleh dosen pembimbing, yaitu rumpun MIPA oleh Drs. Abdul Hakim Laenggeng, M.Kes. Rumpun Bahasa Dr. Aminah Suriaman, M.Pd., M.Ed. Rumpun Pendidikan Rizal, S.Ag., M.Pd. Rumpun IPS oleh Drs. Imran, M.Si.

Saat melakukan kunjungan ke stand pameran proyek kepemimpinan PPG, dimana pada kesempatan itu Warek III sempat melakukan dialog dengan mahasiswa bahwa mereka melakukan berbagai karya inovatif ditempat kuliahnya di lapangan.

Misalnya ada yang melakukan penanaman dan penelitian obat-obatan di desanya. Dari rumpun IPS, proyek literasi untuk Uwentubu di Kawatuna. Alasan mahasiswa mengangkat tema ini, karena daerah terpencil di Kelurahan Kawatuna, harus melewati tujuh anak sungai.

“Kami mengambil ini supaya mereka bisa belajar, beriman dan belajar, ” ucapnya.

Di Desa Dalaka Kabupaten Donggala juga demikian, mengangkat tema belajar Bahasa Inggris dengan alam.

Media ini juga meminta komentar dari salah satu tim penilai, Prof. Dr. Konder Manurung, mengatakan, dia melihat kreatifitas mahasiswa sudah bisa digali, sudah menunjukkan hasilnya.

“ Inilah mungkin salah satu titik awal sebagaimana kita menciptakan para guru yang bisa membangkitkan apa-apa saja yang bisa dan muncul di tengah masyarakat. Mereka sudah menunjukan kreatifitasnya. Sangat inspiratif. Apalagi bekerjasama dengan pemerintah daerah melalui kepala desa, dosen, dan para guru. Mereka harus mampu beradaptasi dengan lingkungan, “ paparnya.

Sementara Warek IV, Dr. Aiyen, M.Sc, mengatakan, mereka yang akan diproyeksikan sebagai guru harus berinteraksi dengan banyak pihak. Harus pandai berinovasi. Karena, menjadi guru bukan hanya pada mata pelajaran tertentu. Tetapi juga harus memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat dimana dia berada.

“ Mereka masih muda-muda, untuk menjadi guru, mereka harus memberi kontribusi besar kepada masyarakat. Mereka juga harus mengkaji banyak tentang sebuah kebijakan, juga hasil-hasil penelitian, “ pungkasnya.(mch)

Latest article

More articles

WeCreativez WhatsApp Support
Silahkan hubungi kami disini kami akan melayani anda 24 Jam!!