PALU – Di tengah terbatasnya peralatan maupun sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki, Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu terus memaksimalkan pelayanan di bidang SAR kepada masyarakat. Momentum HUT ke 51 Basarnas dijadikan penyemangat bagi para personel Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu untuk terus meningkatkan kinerja.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Andrias Hendrik Johanes, kepada wartawan menyampaikan, bahwa selama 2022 pihaknya sudah menangani sebanyak 67 insiden, baik itu kejadian yang membahayakan jiwa maupun kecelakaan di wilayah laut.
“Ada sekitar 1.000 lebih nyawa yang berhasil kita selamatkan di 2022. Dan di tahun 2023 ini sudah ada 13 insiden yang kita tangani dengan jumlah yang terselamatkan 200 jiwa,” ungkap Andrias, usai Upacara Peringatan HUT ke 51 Basarnas, Selasa (28/2/2023).
Jumlah insiden yang ditangani ini, menjadi tolok ukur kehadiran Basarnas di tengah-tengah masyarakat, dengan merespon segala laporan terkait kejadian yang membahayakan jiwa manusia. Di HUT ke 51 Basarnas, Andrias berharap, pihaknya semakin tanggap dengan segala kemungkinan yang terjadi, dan bisa selalu berinovasi khususnya dalam teknologi informasi, sehingga masyarakat bisa melihat langsung kesiapsiagaan Basarnas.
“Meski kami sadar, sarana dan prasarana yang dimiliki masih kurang banyak. Bapak Presiden pun pada Rakernis lalu menyampaikan Basarnas harus memiliki peralatan lebih canggih lagi,” ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu.
Khusus peralatan di Sulawesi Tengah, yang paling dibutuhkan adalah alat pendeteksi korban bila terjadi gempa atau tsunami di suatu bangunan yang runtuh. Alat itu, baru dimiliki oleh Negara Jepang dan Amerika. Namun Presiden, sudah menyampaikan bahwa Indonesia juga harus memiliki alat tersebut.
“Peralatannya memang mahal, ini tergantung dari keuangan Negara, bisa tidak diadakan,” jelasnya.
Tidak hanya itu, terkait jumlah insiden kecelakaan laut yang cukup tinggi di wilayah Sulawesi Tengah, Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, juga sudah mengusulkan pengadaan satu unit Kapal SAR lagi. Sebab, saat ini Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, hanya memiliki satu Kapal SAR yang ditempatkan di wilayah perairan Kabupaten Banggai.
“Sementara satu unit Kapal SAR kami yang ada di Teluk Palu, saat tsunami 2018 silam telah rusak. Itu yang ingin kami ganti. Proses penghapusan asset kapal rusak juga sudah kami usulkan,” kata Andrias.
Terkait dengan SDM atau personel, saat ini Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, baru memiliki 86 personel, yang dibagi ke sejumlah daerah di Sulawesi Tengah. Idealnya kata dia, satu provinsi memiliki 500 personel SAR.
“Tahun lalu kita ada penerimaan, tapi sayangnya para pemuda di Sulteng tidak bisa menyesuaikan dengan passing grade yang diberikan, sehingga tidak lulus,” tandas Andrias.
Upacara peringatan HUT ke 51 Basarnas yang digelar Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, turut pula diikuti sejumlah instansi mitra Basarnas atau potensi SAR. Seperti TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Udara, Polri, Damkar serta BPBD. Di akhir upacara, sejumlah personel Basarnas menunjukkan kemampuan repling atau menuruniketinggian dengan seutas tali, kemudian membentangkan spanduk ucapan Dirgahayu ke 51 Basarnas. (agg)